Energi Terbarukan dan Daur Ulang Energi


 

Indonesia berencana mengurangi porsi penggunaan energi yang berasal dari fosil dengan meningkatkan penggunaan energi baru dan terbarukan yang lebih bersih. Hal ini didasarkan pada ketersediaan sumber energi fosil semakin terbatas, dan penggunaannya memberi dampak lingkungan yang kurang baik, khususnya terhadap pemanasan global. Oleh sebab itu, industri pangan perlu secara bertahap menyesuaikan teknologi yang digunakan dan beralih ke pemanfaatan energi terbarukan. Pemilihan sumber energi terbarukan yang akan diterapkan didasarkan pada jalur konversi terpendek yang diperlukan untuk menghasilkan kerja dan perpindahan panas tersebut agar diperoleh efisiensi yang paling tinggi.

 

Salah satu jenis energi terbarukan yang selalu tersedia pada industri pangan adalah limbah industri yang merupakan biomassa dan mengandung energi yang masih dapat dikonversi untuk menghasilkan kerja dan perpindahan panas. Industri pangan menghasilkan limbah dan produk samping dengan proporsi yang cukup besar. Sebagai contoh, berbagai literatur menunjukkan bahwa industri jus buah/sayuran menghasilkan limbah dan produk samping sebesar 30-50%, sedangkan industri pengalengan ikan sebesar 30-60%. Hingga batas tertentu, upaya pengurangan jumlah limbah merupakan langkah awal yang harus dilakukan, termasuk dengan cara peningkatan nilai (valorisasi) limbah tersebut menjadi produk lain. Bagian yang sudah tidak layak untuk divalorisasi dapat digunakan sebagai sumber energi untuk memenuhi sebagian dari kebutuhan kerja dan kalor pada industri tersebut.

Lebih lengkapnya silakan baca secara langsung FoodReview Indonesia edisi November 2021: "Food Manufacturing innovation" dengan fitur digital interaktif yang dapat diakses pada https://bit.ly/frinovember21online

Tidak mau ketinggalan setiap edisinya?
Daftar langsung untuk berlangganan (GRATIS) https://bit.ly/FRIDIGITAL 

Gabung dan lengkapi koleksi majalah FoodReview:
Newsletter: http://bit.ly/fricommunity 
Search FOODREVIEW on TOKOPEDIA & SHOPEE

#foodreviewindonesia #foodscience #foodtechnology #ilmupangan #teknologipangan #industripangan #food #manufacturing #innovation

Artikel Lainnya

  • Des 03, 2024

    Autentifikasi Pangan: Jaminan Keamanan, Mutu & Keaslian Selama masa simpan

    ...

  • Nov 28, 2024

    Time Horizon dalam S&OP

    Panjang waktu (time horizon) yang dilibatkan dalam proyeksi permintaan dan pasokan dalam siklus Sales and Operations Planning (S&OP) dapat bervariasi tergantung pada sifat industri, karakteristik produk, dan kebijakan perusahaan. ...

  • Nov 27, 2024

    PENDUGAAN Masa Simpan Produk Pangan

    Kerusakan pangan merupakan kondisi di mana suatu produk pangan mengalami perubahan yang signifikan sehingga tidak lagi aman atau layak untuk dikonsumsi. Hal ini dapat berupa perubahan penampilan, tekstur, aroma, rasa maupun nilai gizi. ...

  • Nov 26, 2024

    Label Pangan: Jendela Informasi bagi Konsumen

    Label pada kemasan pangan olahan yang kita temui di warung, toko, pasar, atau platform online, memiliki peran penting. Label ini, yang bisa berupa stiker, cetakan langsung pada kemasan, atau bagian dari kemasan itu sendiri, berfungsi memberikan informasi yang benar dan jelas kepada konsumen. Informasi tersebut meliputi nama produk, komposisi bahan, tanggal produksi, tanggal kedaluwarsa, serta keterangan lainnya yang dibutuhkan. Konsumen berhak mengetahui sejelasjelasnya kondisi produk pangan yang dikemas sehingga memberikan rasa aman saat membeli dan/atau mengonsumsi pangan olahan. ...

  • Nov 25, 2024

    Standardisasi Kemasan Pintar (Smart Packaging )

    Kemasan pangan telah berevolusi menjadi elemen penting dalam strategi pemasaran produk pangan. Desain kemasan yang menarik dan informasi yang jelas pada label secara signifikan memengaruhi keputusan konsumen dalam memilih dan membeli produk pangan.   ...