
Makanan menyehatkan kini banyak dipilih oleh banyak orang untuk mendukung kebutuhan dan kesehatan tubuhnya. Makanan organik, bebas pestisida, bebas GMO kini makin marak beredar di pasaran. Keberadaan produk-produk ini karena permintaan yang makin tinggi dari konsumen akan produk-produk alami yang katanya menyehatkan. Inilah yang membuat Australian Culinary Trails menyelenggarkan Talkshow seputar pangan menyehatkan dan dampaknya dalam mendukung kesehatan. Acara talkshow yang dihadiri oleh ahli pangan dan ahli gizi ini berlangsung di sebuah mal di Jakarta, Sabtu lalu (3/5/2014).
Kini, makin banyak konsumen yang peduli terhadap produk makanan yang dibelinya. Baik itu makanan segar maupun makanan olahan. Kesegaran menjadi pertimbangan banyak konsumen dalam membeli suatu produk, karena biasanya produk segar lebih alami, berkualitas, dan menyehatkan. Padahal menurut Julia R. Wijaya, MappSc., seorang ahli teknologi pangan dari Universitas Pelita Harapan, produk yang berkualitas dan menyehatkan tidak hanya dilihat dari kesegarannya. “Jika bahan segar tidak diolah dengan baik, maka tidak ada manfaat kesehatan yang diperoleh, karena hilangkan zat gizi dalam pangan tersebut,” jelas Julia. Mengamini pernyataan dari Julia, Rista Aristiteka Dianameci -Senior Manager Products dari PT TUV Rheinland Indonesia memberi contoh, “seperti misalnya, pigmen antosianin yang banyak terdapat dalam sayuran dan buah segar berwarna merah keungunan (kol ungu, buah bit, ubi ungu) sangat mudah hilang atau rusak jika mengolahnya salah. Padahal pigmen antosianin mengandung zat antioksidan yang dapat membantu tubuh dalam melawan radikal bebas penyebab penyakit kanker,” tutur Rista. Karena itu Rista menyarankan gunakan poses pengolahan pangan seminimal mungkin agar tidak menghilangkan kandungan gizi atau zat antioksidan dalam pangan tersebut.
Produk pangan olahan juga bisa sama menyehatkan dengan produk segar. Sesuaikan konsumsinya dengan kebutuhan tubuh, yang utama menurut Julia adalah baca label sebelum akan membeli. Perhatikan tertulisnya nama produsen, alamat produsen, komposisi, dan informasi nilai gizi. Rista menyarankan, agar konsumen lebih teliti dalam melihat komposisi dan informasi nilai gizi yang tercantum dalam sebuah label produk pangan. “Pilih produk dengan kemasan rapi, cermati tanggal kadaluarsanya. Perhatikan jumlah sajian per kemasan suatu produk dan sesuaikan dengan kalori yang dibutuhkan oleh tubuh,” saran Rista. Ita