Dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional, Indonesia menghadapi perubahan global. Perubahan iklim ekstrim menurunkan produksi pangan di tengah permintaan pasar yang meningkat. Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Prof. Ahmad Suryana beberapa waktu lalu. Lebih lanjut, menurut dia akibat perubahan iklim global pada tahun 2010, FAO meramalkan produksi serealia menurun dari 2280 juta ton menjadi 2200 juta ton.
Akibatnya suplai perdagangan pangan dunia menurun yang meningkatkan harga pangan dunia. Gejolak harga pangan dunia perlu diwaspadai agar tidak berdampak negatif terhadap penduduk.
Program diversifikasi pangan merupakan salah satu solusi untuk mengatasi hal tersebut. Namun, staf pengajar Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB –Dr. Dahrul Syah, mengingatkan bahwa diversifikasi pangan harus mengacu pada sumber daya lokal. “Jangan sampai diversifikasi pangan hanya menjadi diversifikasi impor, dari beras menjadi terigu,” kata Dahrul. Agar diversifikasi pangan berhasil, Dahrul mengharapkan adanya kerja sama dan keterbukaan dari masing-masing pihak. Selain itu, program diversifikasi pangan hendaknya dapat menggerakkan kegiatan ekonomi setempat, dan produk yang dihasilkannya merupakan produk yang unggul.
Oleh : Fri-09
(FOODREVIEW INDONESIA Edis April 2011)