Jamu sebagai brand Indonesia ternyata semakin dikenal luas di dunia internasional. Hal ini diungkapkan oleh Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Prof. Suwijiyo Pramono, dalam Seminar Nasional Aspek Budaya, Kebijakan, dan Filosofi Sains Jamu di IPB International Convention Center Bogor hari ini (2/10). Acara tersebut diselenggarakan oleh Pusat Studi Biofarmaka LPPM IPB bekerja sama dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI. Lebih lanjut dia mengatakan, bahwa hal lain yang cukup menggembirakan adalah meningkatnya minat masyarakat untuk minum jamu, semakin diterimanya jamu di kalangan medis, dan bertambahnya jumlah penelitian tentang jamu.
Namun sayangnya, perkembangan jamu tersebut mendapat tantangan dari membanjirnya produk traditional chinese medicine (TCM) dan produk asing lain, pencampuran bahan kimia obat ke dalam jamu, sedikitnya jumlah yang terdaftar sebagai obat herbal standar dan fotofarmaka, proses registrasi lambat, dan dampak harmonisasi ASEAN. "industri kecil masih banyak kesulitan menjalankan Cara Produksi Obat Tradisional yang Baik," tutur Suwijiyo.