Oleh Jonathan Meidian
Mahasiswa Teknologi Pangan Surya University
Kentang merupakan salah satu bahan pangan keluarga umbi-umbian yang dapat dijadikan makanan pokok pengganti nasi karena kandungan karbohidratnya yang tinggi. Hal tersebut lebih tidak asing di negara barat seperti Eropa dan Amerika. Indonesia lebih sering menjadikan kentang sebagai lauk sebagai pendamping makanan utama seperti dijadikan perkedel, sup sayuran, dan lain-lainnya.
Namun perlu diketahui bahwa kentang belum tentu aman untuk dikonsumsi. hal ini karena kentang mengandung senyawa tertentu yang berbahaya jika di konsumsi, yaitu solanin. Senyawa ini adalah glikoalkaloid yang terproduksi secara alami pada bahan pangan tertentu seperti pada kentang. Solanin ini memiliki fungsi sebagai pertahanin diri kentang dari hama ataupun hewan herbivora. Akibat konsumsi solanin yang banyak bagi manusia adalah mual-mual, sakit perut, rasa terbakar pada mulut, dan muntah.
Gambar 1. Kentang bersolanin
Masyarakat masih kurang sadar atau paham akan solanin yang terkandung pada kentang. Pada umumnya pengolahan kentang dengan cara mencuci dengan air mengalir dan mengupas kulit kentang saja. Namun, hal tersebut tidaklah cukup. Solanin pada kentang terdapat pada daging kentang yang berwarna kehijau-hijauan dan juga kulit kentang yang berwarna kehijau-hijauan (lihat Gambar 1). Keracunan akibat solanin dapat dicegah dengan cara menghindari penyimpanan kentang yang terpapar sinar matahari langsung, menyimpannya pada suhu yang sejuk atau rendah sehingga solanin tidak bertambah banyak.
Selain solanin dan senyawa berbahaya lainnya, hal lain yang perlu diperhatikan dalam mengkonsumsi pada bahan pangan pada umumnya adalah terdapat bakteri pada makanan. Sehingga saat memasak kentang ataupun makanan lainnya perlu dipastikan dicuci bersih dan dimasak hingga matang untuk mencegah terjadinya keracunan oleh bakteri. Agar lebih aman lagi bahan pangan dapat dicuci dengan air matang.
DISCLAIMER: Semua isi artikel ini adalah hasil dari tulisan penulis dan sepenuhnya tanggung jawab penulis. Adapun jika ada materi di dalam artikel ini yang mungkin ada unsur duplikasi baik berupa teks maupun gambar, penulis tidak ada niat untuk melanggar hak cipta. Jika Anda adalah pemilik sah dari salah teks atau satu gambar di artikel ini dan berkeinginan untuk tidak ingin ditampilkan, maka silahkan hubungi kami.