Meningkatkan Konsumsi Protein Orang Lansia


 


Pada tahun 2030, diperkirakan sekitar 500 juta orang di Asia akan memiliki umur 60 bahkan di atasnya. Untuk menangani implikasinya terhadap ekonomi seperti naiknya biaya penanganan kesehatan, seluruh pihak kepentingan utamanya pemerintah di seluruh Asia perlu untuk mengembangkan strategi yang baru. Salah satunya adalah dengan mempromosikan hidup yang lebih menyehatkan untuk dapat menjaga tubuh saat umur lanjut usia (lansia).

Managing Director Eat Right Nutrition Consultancy, Derrick Ong dalam Life Stage Theatre Vitafood Asia 2019 yang diselenggarakan di Singapura, 26 September 2019 lalu menyampaikan bahwa pada orang lansia terdapat banyak perubahan pada kondisi metabolisme dan beberapa indera pengecap. 

“Orang lansia akan mengalami penurunan pada sensasi rasa di indera pengecapnya. Selain itu, dalam segi metabolisme, juga terjadi penurunan dalam penyerapan zat gizi yang dikonsumsi,” terangnya. Lebih lanjut, Derrick mengungkapkan, meski ada perubahan penurunan, zat gizi yang diperlukan oleh orang lansia tetap harus dipenuhi. 

“Banyak di antara orang lansia di Asia yang hanya mengonsumsi sebagian besar karbohidrat saja seperti bubur, karena alasan kemudahan. Padahal, mereka juga masih membutuhkan zat gizi untuk mendukung keberlangsungan mereka,” tambahnya. Untuk itu, perlu penyesuaian pada pola konsumsi. 

Menurut rekomendasi dari International Expert Groups Call, orang lansia memerlukan asupan protein lebih banyak dibandingkan dengan orang usia lainnya. Optimal dosis untuk orang lansia adalah 0.4 gram protein per satu kali konsumsi makan. Hal ini dimaksudkan untuk dapat mengoptimalkan stimulasi sintesis protein yang berdampak untuk mendukung pola beraktivitas harian. 

Dengan demikian, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan konsumsi protein orang lansia seperti pemberian protein yang rutin, fortifikasi, peningkatan proses memasak dan penyajian, serta konsumsi suplemen. 

“Terkadang, hanya karena mereka sudah menua, kita tidak memperhatikan appetite seperti apa yang ingin mereka dapatkan. Karena nafsu untuk mau memakan sesuatu juga sangat berpengaruh besar terhadap kondisi orang lansia secara mental,” pungkasnya. Fri-35

 

Artikel Lainnya

  • Des 03, 2024

    Autentifikasi Pangan: Jaminan Keamanan, Mutu & Keaslian Selama masa simpan

    ...

  • Nov 28, 2024

    Time Horizon dalam S&OP

    Panjang waktu (time horizon) yang dilibatkan dalam proyeksi permintaan dan pasokan dalam siklus Sales and Operations Planning (S&OP) dapat bervariasi tergantung pada sifat industri, karakteristik produk, dan kebijakan perusahaan. ...

  • Nov 27, 2024

    PENDUGAAN Masa Simpan Produk Pangan

    Kerusakan pangan merupakan kondisi di mana suatu produk pangan mengalami perubahan yang signifikan sehingga tidak lagi aman atau layak untuk dikonsumsi. Hal ini dapat berupa perubahan penampilan, tekstur, aroma, rasa maupun nilai gizi. ...

  • Nov 26, 2024

    Label Pangan: Jendela Informasi bagi Konsumen

    Label pada kemasan pangan olahan yang kita temui di warung, toko, pasar, atau platform online, memiliki peran penting. Label ini, yang bisa berupa stiker, cetakan langsung pada kemasan, atau bagian dari kemasan itu sendiri, berfungsi memberikan informasi yang benar dan jelas kepada konsumen. Informasi tersebut meliputi nama produk, komposisi bahan, tanggal produksi, tanggal kedaluwarsa, serta keterangan lainnya yang dibutuhkan. Konsumen berhak mengetahui sejelasjelasnya kondisi produk pangan yang dikemas sehingga memberikan rasa aman saat membeli dan/atau mengonsumsi pangan olahan. ...

  • Nov 25, 2024

    Standardisasi Kemasan Pintar (Smart Packaging )

    Kemasan pangan telah berevolusi menjadi elemen penting dalam strategi pemasaran produk pangan. Desain kemasan yang menarik dan informasi yang jelas pada label secara signifikan memengaruhi keputusan konsumen dalam memilih dan membeli produk pangan.   ...