Tantangan Lulusan Teknologi Pangan Menghadapi Era Industri 4.0




Perkembangan teknologi dalam memasuki industri 4.0 selain memberikan keuntungan berupa efisiensi, rupanya juga menimbulkan tantangan besar karena dapat mengambil alih peran manusia dalam industri manufaktur, tak terkecuali di industri pangan. Menurunnya lapangan kerja menjadi akibat dari penerapan sistem robotik dalam industri pangan yang mengimplementasikan 4.0 ini. Oleh karenanya, lulusan teknologi pangan harus memiliki hard skill dan soft skill yang sesuai dengan era ini untuk mampu bersaing.

Owner Digital Agency Advika.id, Heri Ardin menuturkan bahwa mahasiswa merupakan pemeran penting dalam menghadapi tantangan revolusi industri 4.0. "Perguruan tinggi memiliki andil dalam mencetak lulusan-lulusan yang siap dan diterima oleh industri. Sehingga, mahasiswa teknologi pangan harus mengembangkan potensinya semaksimal mungkin selama kuliah. Tidak hanya unggul dalam bidang akademik, namun juga kreativitas dan inovasi," terang Heri dalam Studium Generale 2019 yang diselenggarakan oleh FORMATEPA IPB di Bogor pada 28 September 2019.

Terdapat beberapa kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan teknologi pangan untuk bekerja di industri pangan 4.0, yakni critical thinking, creativity, communications, dan collaboration. "Industri 4.0 membutuhkan sumber daya manusia yang 'high-skilled' dalam mengelola mesin. Kemampuan yang dimaksud adalah tidak hanya sebatas pengetahuan dan keterampilan, sikap dan kepribadian yang baik menjadi kemampuan yang sangat diperlukan dari seorang individu," tambah Heri.

Dalam kesempatan yang sama, Engineering Manager at PT. Torabika Eka Semesta, Wahyu Qolidinafiha juga menambahkan, industri pangam 4.0 membutuhkan kualitas ketrampilan tenaga kerja yang berbasis teknologi digital. Tenaga kerja yang berdaya saing harus memiliki kemampuan kemampuan membaca, menganalisis, dan menggunakan big data di dunia digital, memahami cara kerja mesin dan aplikasi teknologi, serta keterampilan dalam kepemimpinan dan kerja tim. Fri-37

Artikel Lainnya

  • Des 03, 2024

    Autentifikasi Pangan: Jaminan Keamanan, Mutu & Keaslian Selama masa simpan

    ...

  • Nov 28, 2024

    Time Horizon dalam S&OP

    Panjang waktu (time horizon) yang dilibatkan dalam proyeksi permintaan dan pasokan dalam siklus Sales and Operations Planning (S&OP) dapat bervariasi tergantung pada sifat industri, karakteristik produk, dan kebijakan perusahaan. ...

  • Nov 27, 2024

    PENDUGAAN Masa Simpan Produk Pangan

    Kerusakan pangan merupakan kondisi di mana suatu produk pangan mengalami perubahan yang signifikan sehingga tidak lagi aman atau layak untuk dikonsumsi. Hal ini dapat berupa perubahan penampilan, tekstur, aroma, rasa maupun nilai gizi. ...

  • Nov 26, 2024

    Label Pangan: Jendela Informasi bagi Konsumen

    Label pada kemasan pangan olahan yang kita temui di warung, toko, pasar, atau platform online, memiliki peran penting. Label ini, yang bisa berupa stiker, cetakan langsung pada kemasan, atau bagian dari kemasan itu sendiri, berfungsi memberikan informasi yang benar dan jelas kepada konsumen. Informasi tersebut meliputi nama produk, komposisi bahan, tanggal produksi, tanggal kedaluwarsa, serta keterangan lainnya yang dibutuhkan. Konsumen berhak mengetahui sejelasjelasnya kondisi produk pangan yang dikemas sehingga memberikan rasa aman saat membeli dan/atau mengonsumsi pangan olahan. ...

  • Nov 25, 2024

    Standardisasi Kemasan Pintar (Smart Packaging )

    Kemasan pangan telah berevolusi menjadi elemen penting dalam strategi pemasaran produk pangan. Desain kemasan yang menarik dan informasi yang jelas pada label secara signifikan memengaruhi keputusan konsumen dalam memilih dan membeli produk pangan.   ...