Berdasarkan sifat khasnya, sagu sebagai ingridien bagi industri pangan dapat dikelompokkan menjadi: (i) pangan pokok (dianggap setara nasi yaitu papeda/kapurung/sinonggi), (ii) sagu panggang (heat treated sago: sagu lempeng/dange/sagu rangi), (iii) mi sagu, (iv) aneka snack, (v) sagu mutiara/ boba, (vi) premiks sagu, (vii) texturized modified foods (TMF). Berbagai merek dan varian pangan olahan berbasis sagu kini terus berkembang disesuaikan dengan model bisnis. Di Bogor misalnya, Anda dapat menemukan mi glosor/mi leor, terlebih pada saat bulan suci Ramadan. Kini mi glosor telah bertransformasi menjadi mi sagu (basah atau kering) yang dapat dibeli dan dinikmati di kafe tertentu di Jakarta dan Bogor. Mi/pasta sagu, premiks pancake sagu dan premiks roti adalah contoh inovasi dengan ingridien sagu yang terus bergulir di pasar domestik maupun global, dengan berbagai skema pengembangan.
Lebih lengkapnya silakan baca secara langsung FoodReview Indonesia edisi Maret 2022: Pangan, Gizi dan Kesehatan: Pelajaran dari Pandemi COVID-19 dengan fitur digital interaktif yang dapat diakses pada https://bit.ly/fri22marchonline
Tidak mau ketinggalan setiap edisinya?
Daftar langsung untuk berlangganan (GRATIS) https://bit.ly/FRIDIGITAL
Gabung dan lengkapi koleksi majalah FoodReview:
Newsletter: http://bit.ly/fricommunity
Search FOODREVIEW on TOKOPEDIA & SHOPEE
#foodreviewindonesia #foodscience #foodtechnology #ilmupangan #teknologipangan #industripangan #membangun #pangan #indonesiagan #teknologipangan #industripangan #pangan #gizi #kesehatan #pelajaran #dari #pandemi #covid19