Kemasan merupakan komponen pangan yang memiliki nilai arti penting dalam bisnis pangan. Oleh sebab itu, ketepatan memilih dan mendesain kemasan akan memberikan pengaruh bagi kesuksesan suatu produk.
Kemasan yang mampu menarik hati konsumen akan mendorong penjualan, sedangkan kemasan yang tepat akan melindungi produk -sehingga dapat diterima oleh konsumen dengan kualitas terbaiknya. Kombinasi keduanya dapat memberikan kesuksesan pada bisnis pangan.
Direktur PT Kartika Naya -perusahaan printing dan kemasan, Hartanto Tan, mengungkapkan bahwa dalam menentukan suatu kemasan, industri harus memperhatikan fungsi-fungsi yang ingin dicapai. Kemudian dipertimbangkan pula aspek teknisnya. "Setidaknya ada dua fungsi yang perlu diperhatikan produsen pangan, yakni fungsi perlindungan dan fungsi marketing," tutur Hartanto.
Fungsi perlindungan
Fungsi utama kemasan adalah melindungi produk di dalamnya. Pengetahuan tentang produk yang dikemas sangat menentukan pemilihan bahan dan metode kemasan. Beberapa informasi yang perlu diperoleh antara lain pengaruh udara, suhu, kadar air, cahaya, penyimpanan, sistem distribusi, dan lainnya. Perlindungan menjadi fungsi primer yang harus diperhatikan. Sebab, kegagalan kemasan dalam melindungi produk, dapat menurunkan mutu dan harga.
Fungsi marketing
Seiring dengan kemajuan jaman, kemasan tidak lagi hanya sekedar "melindungi" produk yang dikemasnya. Namun lebih dari itu, kemasan menjadi salah satu komponen utama dalam marketing. Produsen berkomunikasi secara langsung dengan konsumennya melalui kemasan. Di atas label, produsen dapat memberikan informasi seputar merek produk, nilai gizi, keunggulan produk, tempat produk diproduksi, waktu kadaluarsa, cara mengonsumsi/mengolahnya, dan lainnya. Mengingat pentingnya fungsi label tersebut, terdapat Peraturan Pemerintah RI no. 69 tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan. Dalam peraturan ini, informasi yang wajib terdapat dalam label adalah nama produk; daftar bahan yang digunakan; berat atau isi bersih; nama dan alamat pihak yang memproduksi atau memasukkannya ke dalam wilayah Indonesia; serta tanggal, bulan dan tahun kadaluarsa. Jadi, sebenarnya pencantuman informasi di label tidak boleh menyesatkan.
Tidak hanya itu, Hartanto menjelaskan bahwa kemasan juga bisa menjadi media promosi dan positioning produk. "Kita bisa tahu suatu produk berada di kelas yang elegan atau tidak dari bahan dan desain kemasannya," ujar Hartanto. Dengan demikian, kemasan memegang peranan penting dalam menentukan harga jual. "Kemasan adalah salah satu komponen biaya produksi terbesar," tambah Hartanto. Berkaitan dengan fungsi marketing ini, Hartanto menilai bahwa desain kemasan yang ada saat ini semakin ramai dan kreatif. Apalagi konsumen Indonesia cenderung menyukai warna-warna yang ngejreng dan outstanding.
Aspek teknis
Ketika semua fungsi tersebut dipertimbangkan, hal penting lain yang perlu dikaji adalah aspek teknisnya. Yakni dalam kaitannya konsep dengan aplikasinya di lapangan -termasuk tingkat kesulitan
produksi. "Namun, berdasarkan pengalaman kami, segala sesuatu pasti ada solusinya," kata Hartanto. Setiap muncul konsep baru dalam pembuatan kemasan, biasanya tantangan terberatnya diawal proyek,"setelah itu, akan menjadi lebih mudah."
Tren ke depannya
Aspek keamanan akan semakin menjadi perhatian serius dari pelaku bisnis pangan, termasuk industri penyedia kemasannya. Menurut Hartanto, industri pangan nasional kini semakin ketat mempersyaratkan keamanan pangan. "Aspek keamanan merupakan prasyarat utama sebelum penandatangan kontrak dan mereka melakukan audit secara berkala," tutur Hartanto. Untuk menjamin hal tersebut, Kartika Naya memilih kemasan dan tinta yang food safe, walau secara harga lebih mahal. Tidak hanya itu,sanitasi dan hygiene selama proses produksi kemasan
juga terjamin. "Sehingga kemasan yang kami produksi siap pakai di tangan konsumen." Saat ini, tidak kurang dari 20% customer Kartika Naya berasal dari industri kemasan, sisanya untuk kemasan industri farmasi dan perlengkapan bayi.
Saat ini, tidak kurang dari 20% customer Kartika Naya berasal dari industri kemasan makanan, sisanya untuk kemasan industri farmasi dan perlengkapan bayi yang memiliki tuntutan sama dalam hal keamanan produk dan proses, serta industriindustri lain.
Sementara itu, tren ramah lingkungan dan kemasan praktis sebenarnya juga sudah mulai masuk. Namun demikian, pertumbuhannya belum terlalu pesat.
Oleh : Hendry Noer F.
(FOODREVIEW INDONESIA Edisi Maret 2012)