Gambaran pola konsumsi pangan Indonesia menunjukkan bahwa hanya karbohidrat dan lemak yang telah melebihi persentase anjuran 100 persen. Sumber pangan yang masih sangat kurang dikonsumsi oleh masyarakat adalah pangan hewani dan kacang-kacangan sebagai sumber protein.
Persoalan konsumsi pangan yang menyangkut aspek kualitas (keragaman) dan kuantitas dapat berdampak buruk pada mutu kesehatan rakyat. Salah satu ciri ketidakbermutuan konsumsi pangan adalah apabila masyarakat lebih mengandalkan konsumsi pangan sumber karbohidrat. Ketidakberdayaan ekonomi menjadi penyebab utama mengapa rakyat sulit mengakses jenis pangan lain selain karbohidrat.
Telah sejak lama diketahui bahwa konsumsi pangan dan infeksi (morbiditas) dapat menjadi indikator penting terjadinya masalah gizi. Kalau menggunakan acuan MDG’s, maka sebenarnya Indonesia telah mencapai target yang ditetapkan dalam mengentaskan prevalensi gizi kurang. Hasil Riset Kesehatan Dasar (2013) menunjukkan bahwa penderita gizi kurang dan gizi buruk secara nasional sekitar 19.6 persen (lebih rendah dari 20 persen sebagaimana target yang ditetapkan MDG’s).
Oleh Prof. Ali Khomsan
Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat IPB
Selengkapnya artikel ini dapat dibaca di majalah FOODREVIEW INDONESIA edisi Januari 2015, yang dapat diunduh di www.foodreview.co.id