BALADO Everlasting Traditional Tonality
Ketika orang menyebutkan kata “balado”, yang muncul dalam ingatan adalah sambal, pedas, merah, Padang, gurih, nagih. Citarasa “balado” ini sudah berjalan sekitar 15 tahun lebih dan masih menjadi rasa yang tidak bisa ditinggalkan sampai sekarang, bahkan bisa dikatakan bahwa rasa “balado” ini akan terus menjadi ikon rasa tradisional Indonesia yang selalu digunakan.
Rasa “balado” ini hampir menyamai rasa “barbeque” yang oleh banyak orang disebut sebagai rasa yang tidak pernah mati atau “never die flavor” khususnya di snack (makanan ringan).
Tapi untuk “balado” saat ini penggunaannya tidak hanya untuk segmen makanan ringan saja, tetapi juga sudah melebar hampir di semua segmen misalnya segmen bumbu masak siap saji, makanan kaleng (canned fish and beef), mie instan, sosis, nugget, dan tepung bumbu goreng.
Beberapa hal yang membuat citarasa “balado” bertahan dengan sebutan “everlasting tonality” adalah karena lidah konsumen Indonesia sudah terbiasa dan merasa sangat nyaman dengan profil rasa ini, bahkan merupakan rasa dari makanan “heritage” dari sebagian besar konsumen Indonesia.
Oleh: Lusiana Prajogo,
Business Development Manager Savory PT Indesso
Selengkapnya artikel ini dapat dibaca di majalah FOODREVIEW INDONESIA edisi Juli 2015, yang dapat diunduh di www.foodreview.co.id