Pemerintah saat ini sedang menggalakkan program ketahanan pangan. Terlebih lagi dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk, maka kebutuhan pemenuhan terhadap pangan juga semakin meningkat. Pengurus PATPI, Prof. Dr. Ir. Rindit Pambayun, M.Sc dalam seminar ketahanan pangan yang digelar oleh Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran bekerja sama dengan Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI) pada November 2016 lalu menyampaikan bahwa Indonesia sebagai negara khatulistiwa seharusnya bisa menjadi sentra pangan dunia.
ìRibuan komoditas lokal sangat berpotensi untuk menjadi pangan komersial level dunia dengan memperhatikan aspek inovasi dan higienitas dalam pengolahannya dan ini merupakan tugas kita sebagai ahli pangan,î ujar Rindit. Ia juga menyontohkan comro yang terkenal sebagai panganan khas Jawa Barat. ìMengapa kita tidak melakukan inovasi dengan mengolahnya sebagai burger comro dengan pengolahan dan pengemasan yang dapat meningkatkan kebanggaan kita ketika mengonsumsinya? Ini sangat potensial sekali untuk dikembangkan,î tambahnya. Inovasi lainnya seperti komersialisasi getah pepaya muda sebagai enzim proteinase dan teknologi pengolahan beras seperti parboiled rice memiliki potensi untuk dikembangkan. ìBisnis ini sangat berpotensi dikembangkan di Indonesia untuk menunjang ketahanan pangan dalam hal kualitatif dan kuantitatif,î ungkapnya.
Informasi lebih lanjut dapat dilihat pada FOODREVIEW INDONESIA Vol 1, No 1, 2017 edisi "Innovation Challanges 2017" di www.foodreview.co.id atau pustakapangan.com