Tempe merupakan salah satu produk fermentasi dari jamur Rhizopus oligosporus yang dapat dikemas dengan berbagai jenis kemasan dari daun pisang batu, daun jati, daun waru hingga pengemas flexible packaging berupa plastik. Saat ini tempe sudah mendunia, bukan digemari di Indonesia saja. Di luar negeri seperti USA dan Uni Eropa, banyak konsumen yang menggemari tempe karena cita rasanya yang enak dan juga mengandung komponen bioaktif yang menyehatkan.
Beberapa jenis multigrain tempe komersial sudah banyak diperjualbelikan di beberapa Negara USA maupun Uni Eropa. Penelitian mengenai salah satu multigrain tempe berbahan dasar quinoa dengan berbagai varietas yaitu putih, merah, dan hitam yang dikembangkan di Uni Eropa menunjukkan bahwa komponen bioaktif seperti total fenol dan kemampuan antioksidan meningkat selama waktu fermentasi hingga 40 jam (Duli and Starzy, 2016). Selain itu adanya inovasi untuk membuat tempe dari campuran kacang kedelai dan cowpea juga merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan kadar protein tempe sehingga memperbaiki sifat fungsionalnya (Bahar dan Witono, 2015). Tempe multigrain dari oat dan barley juga memiliki komponen bioaktif yang baik yang meningkat kandungannya selama proses fermentasi (Sandberg dkk., 2006).
Lebih lengkapnya silakan baca di FOODREVIEW INDONESIA edisi Maret 2018 : "Exploring Traditional Functional Ingredients"