Industri pangan seiring perkembangannya tidak luput dari isu dampak lingkungan yang ditimbulkan dari seluruh kegiatan di dalamnya, salah satunya yang paling banyak diperbincangkan ialah kemasan. Kemasan pangan yang sebagian besar adalah plastik dianggap sebagai sumber permasalahan baik lingkungan, ekonomi, dan sosial. Di sisi lain, kemasan pangan merupakan komponen krusial yang tidak bisa dipisahkan dari produk pangan. Kemasan pangan memiliki fungsi yang sangat penting seperti melindungi produk yang dikemas, meningkatkan umur simpan produk, kemudahan penggunaan produk, serta media informasi produk untuk konsumen.
Executive Director Indonesian Packaging Federation (IPF), Hengky Wibawa menjelaskan bahwa kemasan pangan adalah aspek penting yang tidak bisa dikesampingkan, dan tentunya harus dikelola secara bijak. "Kemasan pangan, khususnya dari plastik, dalam produk-produk tertentu tidak bisa digantikan dan sampai kapanpun akan selalu dibutuhkan. Tantangannya adalah bagaimana menghasilkan dan menggunakan kemasan yang berfungsi maksimal sesuai kebutuhannya namun masalah yang ditimbulkan bisa minimal," tutur Henky dalam pembukaan Seminar Packaging Challenges & Solution yang diselenggarakan oleh IPF di Jakarta pada 11 September 2019.
Lebih lanjut Henky menuturkan, dampak kemasan tidak hanya berhubungan dengan lingkungan karena sampah plastik, tetapi juga tentang emisi, penggunaan energi, polusi, serta keberlanjutan sumber bahan yang digunakan. Oleh karena itu, dalam permasalahan kemasan ini dibutuhkan pendekatan Life Cycle Assessment (LCA), sebuah mekanisme untuk menganalisa dan memperhitungkan dampak lingkungan total dari suatu produk dalam setiap tahapan daur hidupnya.
"Kemasan berkelanjutan belakangan ini kian berkembang dan mulai menjadi tren. Kemasan berkelanjutan berarti kemasan yang mengoptimalkan prinsip life-cycle, tentunya ini akan menjadi solusi permasalah kemasan yang ada. Pendekatan holistik yang meliputi edukasi, inovasi, dan terbentuknya jaringan antar pemangku kepentingan sangat diperlukan untuk mewujudkan tujuan kemasan berkelanjutan," pungkas Henky. Fri-37