Untuk mendukung program keamanan pangan nasional sekaligus menggalang kemajuan bersama dalam uji profesiensi dari provider nasional maupun internasional, para praktisi di bidang laboratorium pangan dan sarana pendukungnya sepakat untuk membentuk organisasi khusus yang bernama Asosiasi Laboratorium Pangan Indonesia (ALPI). Pembicaraan awal pembentukan organisasi tersebut telah dilaksanakan di Jakarta pada 17 Februari lalu, dalam sebuah pertemuan yang dihadiri oleh para praktisi laboratorium pangan. Tanggal itu pulalah yang disepakati sebagai tanggal terbentuknya ALPI. Pertemuan dipandu oleh Chairman Mbrio Biotekindo Prof FG Winarno.
Beberapa kesepakatan yang diperoleh dari acara itu yakni, anggota ALPI terdiri dari dua kategori, yakni anggota inti dan anggota plasma. Anggota inti berasal dari lembaga laboratorium pangan yang diwakili oleh individu pimpinan pelaksana manajemen di masing-masing perusahaan, yang berdomisili di wilayah kawasan Indonesia. Adapun yang merupakan anggota plasma yakni perusahaan-perusahaan, industri pendukung atau suplier laporatorium pangan seperti peralatan atau instrumentasi laboratorium, industri pendukung bahan kimia, termasuk media, reagen dan kit analisa, serta laboratorium Kalibrasi.
Keanggotaan ALPI juga disepakati bukan bersifat perorangan, namun berasal dari instansi atau lembaga laboratorium pangan atau pendukungnya.
Dengan motto “Menjunjung Tinggi Kejujuran dalam berkarya“, ALPI bertekad untuk mengedepankan kejujuran dari hasil analisa para anggotanya.
Sebagai langkah awal aktifitas ALPI yakni mempersiapkan internal organisasi mulai dari struktur kepengurusan, mekanisme kerja, pembagian tugas dan wewenang, hingga penyusunan konsep Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga organisasi. Konsep tersebut digodog oleh tim satuan tugas yang diketuai oleh Dr. Julia Kantasubrata, dan ditargetkan selesai pada Mei 2011.
Oleh : Fri-28
(FOODREVIEW INDONESIA Edisi Maret 2011)