Strategi BPOM Menghadapi MEA 2015
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI menyadari besarnya tantangan yang akan dihadapi. Menurut Kepala Badan POM– Dr. Roy Sparringa, jumlah dan variasi produk pangan akan semakin meningkat seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta adanya globalisasi. Selain itu gaya hidup masyarakat juga akan mempengaruhi pola konsumsi dan pemilihan produk pangan. Belum lagi peredaran produk impor yang kemungkinan juga akan semakin banyak. Hal tersebut memerlukan pengamanan pasar yang lebih gencar.
Roy menjelaskan, guna menghadapi hal tersebut pihaknya berupaya meningkatkan efektivitas pengawasan obat dan makanan. “Kami akan meningkatkan kualitas pelayanan publik, seperti menerapkan sistem registrasi dan penilaian elektronik, mekanisme notifi kasi untuk pangan berisiko rendah, penyederhanaan prosedur perizinan dan resertifi kasi, serta memperkuat transparansi komunikasi untuk persamaan persepsi.” Selain itu BPOM juga berencana merevitalisasi pos POM terutama di wilayah perbatasan, daerah yang sulit terjangkau/ pinggiran, wilayah administratif provinsi baru, pelabuhan, dan bandar udara. Tujuannya adalah memperkuat pengawasan. “Banyak produk ilegal yang masuk melalui pelabuhanpelabuhan ‘tikus’ di daerah perbatasan,” kata Roy. Oleh sebab itu BPOM akan meningkatkan pengawasan impor dan ekspor di perbatasan; kepatuhan terhadap standar/SNI, pelabelan, bahan baku, dan masa kedaluwarsa; serta memperkuat kemampuan laboratorium karantina.
Oleh Fri-09
Selengkapnya artikel ini dapat dibaca di majalah FOODREVIEW INDONESIA edisi Februari 2015, yang dapat diunduh di www.foodreview.co.id