Konsumsi global produk susu cair (Liquid Dairy Products, LDP) diprediksi tumbuh dengan Compound Annual Growth Rate (CAGR) 2,9% pada 2011-2014, lebih cepat dibandingkan pertumbuhan 2008-2011 yang berada diangka 2,5%. Menurut penelitian Tetra Pak, percepatan pertumbuhan tersebut dipicu oleh perkembangan permintaan di Asia, Afrika, dan Amerika Latin.
Ketiga kawasan tersebut tercatat memiliki laju pertumbuhan konsumsi lebih tinggi pada 2011-2014 dibandingkan pada 2008-2011. Asia diperkirakan akan menjadi alternatif pasar LDP terbesar dunia pada 2014 mendatang. Begitupun dengan Amerika Latin yang kemungkinan juga akan menjadi pasar LDP kedua terbesar dunia, menggeser Eropa Barat.
Permintaan LDP di Asia Pasifik diprediksi akan meningkat 4,6% (CAGR) pada 2011-2014 menjadi sekitar 165,3 milyar liter. Afrika akan menjadi kawasan dengan pertumbuhan konsumsi tercepat selanjutnya dengan peningkatan sekitar 3,5% menjadi 17,3 miliar liter. Hal yang sama terjadi di Amerika Latin, dimana terjadi pertumbuhan konsumsi susu sebesar 2,1% (CAGR) menjadi sekitar 34,1 miliar liter. Sedangkan Amerika Utara permintaannya cenderung flat, yakni sekitar 29,3 juta liter. Permintaan LDP secara lengkap di berbagai belahan dunia dapat dilihat pada Tabel dan Gambar 1.
Gambar 1. Proporsi permintaan LDP secara global
Pertumbuhan setiap produk Dari segi produk, Lactic Acid Drinks (LAD), susu bayi dan balita, serta susu berflavor kemungkinan akan mencatatkan laju pertumbuhan tercepat selama 2011-2014. LAD diperkirakan akan memiliki laju pertumbuhan CAGR 11,9%, kemudian diikuti susu bayi dan balita sebesar 9,0% (CAGR). Sedangkan flavoured milk diperkirakan akan mencapai CAGR 4,8%. Sementara itu, penjualan susu cair -produk dengan volume terbesar untuk kategori ini, diharapkan meningkat 1,6% (CAGR) pada 2011-2014, dengan peningkatan konsumsi dari 206,4 miliar liter menjadi 216,7 miliar liter secara global. Secara umum, pertumbuhan untuk masing-masing produk dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Pertumbuhan produk susu di beberapa kategori
Menyediakan produk bagi konsumen berpenghasilan rendah Banyak negara berkembang, -Cina, India, Brazil, dan Indonesia, memiliki pertumbuhan konsumsi susu yang sangat baik. Salah satu tantangan dalam pengembangan industri susu adalah bagaimana cara menyediakan produk susu untuk lapisan masyarakat berpenghasilan rendah. Dalam Tetra Pax Dairy Index edisi kelima, disebutkan bahwa saat ini diidentifikasi terdapat 2,7 miliar konsumen yang berada di pasar negara berkembang, dengan pendapatan $2-8 per hari. Jumlah tersebut berkontribusi 38% terhadap konsumsi LDP. Dan diharapkan, konsumsinya akan terus meningkat, dari hanya 72,5 miliar liter pada 2011, menjadi 80 miliar liter pada 2014.
Presiden dan CEO Tetra Pak, Dennis Jonsson, mengungkapkan bahwa konsumen berpenghasilan rendah merupakan peluang untuk mendapatkan pertumbuhan terbesar. “Hari ini mungkin menjadi masyarakat dengan berpenghasilan rendah, namun kelak bisa saja mereka tumbuh menjadi masyarakat menengah ke atas,” tutur Dennis. Untuk mencapai kalangan berpenghasilan rendah tersebut, industri perlu melakukan inovasi dalam menyediakan produk dengan harga terjangkau, namun tetap aman dan bermutu.
Warung, kunci untuk pertumbuhan
Warung merupakan toko tradisional Indonesia yang menjadi tempat belanja bagi sebagian besar masyarakat berpenghasilan rendah, termasuk dalam berbelanja produk susu. Sekitar 70% Fast Moving consumer Goods (FMCG) dijual di toko tradisional tersebut, dengan 80% konsumen dari lapisan masyarakat berpenghasilan rendah. “Terdapat dua juta warung di Indonesia saat ini. Menempatkan produk secara efisien dan efektif dapat menjadi kunci sukses bagi produsen susu,” tutur Marketing and Product Management Director Tetra Pak Indonesia, Hari Purnomo dalam Tetra Pak Dairy Index. Diungkapkan juga, bahwa konsumen berpenghasilan rendah berkontribusi terhadap 46% konsumsi LDP di Indonesia. Namun demikian, 10 juta di antaranya kini telah bergerak ke arah kelas menengah.
Sementara itu, konsumsi LDP Indonesia diperkirakan akan memiliki laju pertumbuhan (CAGR) 7,9% dari 2011 hingga 2014. Angka tersebut hanya kalah dari Cina, yang pertumbuhannya diperkirakan 10,2% pada periode yang sama.
Untuk mencapai pertumbuhan tersebut, terdapat peluang besar dalam masyarakat berpenghasilan rendah. Saat ini saja, mereka mengonsumsi sepertiga RTD (ready to drink) milk. Dan dari 2010 hingga 2020, pertumbuhannya akan mencapai empat kali lipat. Salah satu produk yang memiliki pertumbuhan cukup baik adalah flavoured milk yang banyak dinikmati oleh anak usia sekolah.
“Kami melihat terdapat dua kategori yang cukup terjangkau, yakni minuman susu fermentasi dan flavoured beverages,” kata Hari. Minuman tersebut kini memiliki ukuran kemasan yang lebih kecil, yakni berkisar 70 - 150 ml.
Efisiensi dalam produksi, pengemasan, distribusi, marketing, dan distribusi cukup vital untuk mencapai kesuksesan pasar. Produksi dalam volume yang besar akan sangat membantu dalam mencapai efisiensi nilai ekonomi. Selain itu, value for money juga menjadi perhatian dari masyarakat berpenghasilan rendah.
Sumber: tetrapak.com
(FOODREVIEW INDONESIA | VOL. VII/NO. 6/JUNI 2012)