
Pamerindo Indonesia kembali menyelenggarakan pameran Food Hotel Indonesia pada 15-18 April lalu di Jakarta International Expo Kemayoran. Dalam pembukaannya, Direktur Jenderal Pemasaran Pariwisata Kementerian Pariwisata RI, Esthy Reko Astuti, mengungkapkan bahwa pameran tersebut penting untuk mendukung kemajuan pariwisata di Indonesia. Esthy menuturkan, jumlah wisatawan Indonesia pada Februari 2015 lalu sebesar 786.653 atau mengalami pertumbuhan 11,95% dibanding Februari 2014 yang berjumlah 702.666 wisatawan mancanegera (wisman). “Capaian wisman pada Februari 2015 tercatat sebagai rekor tertinggi dalam 10 tahun terakhir ini,” tutur Esthy. Pertumbuhan tersebut diharapkan meningkat dengan diselenggarakannya pameran-pameran berskala internasional, seperti Food Hotel Indonesia (FHI).
Agak berbeda dengan pameran FHI sebelumnya, keikutsertaan perusahaan Indonesia lebih terasa. Salah satunya adalah Kelola Mina Laut (KML) yang menyajikan berbagai produk unggulannya. Tidak hanya itu, KML juga menampilkan sejumlah demo masak dengan menghadirkan beberapa Chef.
Selain peserta dalam negeri, peserta internasional juga turut meramaikan pameran FHI, diantaranya Taiwan yang menghadirkan 29 perusahaan. Mereka menyadari betul potensi pasar Indonesia dimana sebagian besar penduduknya adalah muslim. Maka dalam kesempatan kali ini, paviliun Taiwan mengangkat tema halal.
Beberapa produk yang dipamerkan di paviliun Taiwan antara lain ubi manis yang dibekukan. Ubi yang mirip ubi Cilembu ini cukup praktis digunakan, baik di industri jasa boga maupun rumah tangga. Konsumen cukup memanaskannya beberapa saat di microwave. Produk lainnya adalah madu khas Taiwan. Madu tersebut dikombinasikan dengan buah-buahan, sehingga akan lebih disukai oleh anak-anak. Mochi Taiwan dengan berbagai rasa juga hadir dalam kesempatan tersebut. Begitu pun dengan snack tradisionalnya yang berbasis ubi manis. Populernya teh di Indonesia juga menarik pengusaha teh Taiwan. Menurut Ivonee Kao dari Ming San Tea Co. Ltd., setidaknya ada tiga teh favorit di Taiwan, yakni teh hijau, teh oolong, dan teh hitam. “Kini kami juga mengembangkan berbagai teh dengan manfaat kesehatan,” kata Ivonee. Teh tersebut dikombinasikan dengan herbal yang kaya akan komponen bioaktif. Selain bahan baku tehnya, juga turut hadir produsen kemasan teh. Deputy Manager Industrial Materials Dept. Union Chemical Ind. Co. Ltd., Amy Weng, mereka menyediakan kemasan untuk teh seduh berbahan baku PET.
Produk yang juga telah populer di pasar Indonesia adalah kaldu dari Golden Howard Foods Trading Co. Ltd. Kaldu tersebut dipasarkan untuk target industri jasa boga. Sementara itu, Green Experts Corporation menyajikan sirup buah. “Sirup buah bisa digunakan sebagai bahan baku dalam industri jasa boga untuk berbagai keperluan,” kata Trading Department Export Section Manager, Nina Chien. Sementara itu Wei-i Foodstuff menyajikan produk ikan tuna kering yang dikemas dalam kaleng. Tidak ketinggalan juga kue nanas khas Taiwan yang juga menarik perhatian pengunjung. Selain Taiwan, beberapa negara lain seperti Amerika Serikat, Australia, dan Korea juga menghadirkan paviliun khusus.
Kehadiran negaranegara tersebut semakin membuat semarak persaingan produk pangan di Indonesia. Industri nasional harus terus memperkuat diri dengan melakukan inovasi tiada henti.Industri peralatan juga turut meramaikan FHI 2015. Ecostar merupakan salah satu produk andalan yang dipamerkan Bitzer di ajang Food & Hotel Indonesia. Berbeda dengan condensing unit lainnya, Ecostar merupakan kompresor yang menggunakan inverter, lebih hemat energi, pemasangan instalasi yang cepat, kontrol mengunakan electrical panel digital yang bisa mengirimkan data dari masalah suhu tidak mencapai hingga kerusakan pada compressor langsung melalui SMS dan telepon. Ecostar cocok untuk hotel, restoran, dan café.
FOODREVIEW INDONESIA juga turut hadir dalam pameran FHI 2015. Selama empat hari penyelenggaraan, stand FOODREVIEW INDONESIA mandapat sambutan hangat dari para pengunjung. Fri-09