Pada prinsipnya perencanaan energi pada suatu industri pangan akan lebih mengarah pada sistem penyediaan dan ketersediaan listrik dan termal tersebut.
Dua aspek yang perlu diperhatikan dalam perencanaan energi tersebut adalah efisiensi pemanfaatan energi serta sumber energi yang dapat digunakan untuk dikonversi dalam rangka menghasilkan kerja dan termal tersebut. Penerapan teknologi yang lebih efisien dalam penggunaan energi merupakan tantangan yang harus diperhatikan oleh industri pangan. Perkembangan teknologi maju (advanced technology) selalu diarahkan pada peningkatan efisiensi energi dengan menerapkan prinsip- prinsip dasar termodinamika dan didukung oleh dasar-dasar keteknikan lainnya.
Peningkatan efisiensi energi berkaitan dengan ketakmampubalikan (irreversibility) yang harus diminimumkan pada proses yang berlangsung. Hasilnya, energi minimum yang dibutuhkan (exergy) agar proses atau mesin tersebut berlangsung semakin kecil. Beberapa teknologi seperti ekstraksi superkritikal, penggunaan membran untuk filtrasi, pengeringan awal secara osmotik, pemrosesan bertekanan tinggi (high pressure processing), pemanasan secara ohmik, diharapkan dapat meningkatkan efisiensi penggunaan energi pada industri pengolahan pangan, sekaligus mengurangi penggunaan energi dari sumber fosil.
Lebih lengkapnya silakan baca secara langsung FoodReview Indonesia edisi November 2021: "Food Manufacturing innovation" dengan fitur digital interaktif yang dapat diakses pada https://bit.ly/frinovember21online
Tidak mau ketinggalan setiap edisinya?
Daftar langsung untuk berlangganan (GRATIS) https://bit.ly/FRIDIGITAL
Gabung dan lengkapi koleksi majalah FoodReview:
Newsletter: http://bit.ly/fricommunity
Search FOODREVIEW on TOKOPEDIA & SHOPEE
#foodreviewindonesia #foodscience #foodtechnology #ilmupangan #teknologipangan #industripangan #food #manufacturing #innovation