Info GAPMMI


 

Misi Dagang
1. Amerika Selatan
Dipimpin oleh Menteri Perdagangan RI, Gita Wirjawan, rombongan delegasi misi dagang RI berangkat menuju negara-negara Amerika Selatan seperti Brazil, Peru dan Chili pada tanggal 12-16 Maret yang lalu. Target dari misi dagang itu sendiri adalah untuk membuka peluang kerjasama perdagangan dengan 3 negara di Amerika Selatan itu sendiri. Dipilihnya Brazil, Peru dan Chili tak lain karena dalam lima tahun terakhir negara-negara itu mempunyai pertumbuhan ekonomi yang bagus, nilai perdagangan dengan Indonesia, dan tren impor yang masuk ke negara tersebut.
Berdasarkan data tahun 2010, Indonesia mengalami defisit perdagangan dengan Brasil dan Chili, namun surplus dengan Peru. Ekspor Indonesia ke Brasil pada 2010 sebesar USD 1,52 miliar, sementara impor Indonesia dari Brasil tercatat sebesar USD 1,71 miliar. Sehingga Indonesia pada 2010 mengalami defisit sebesar USD 190 juta. Ekspor Indonesia ke Chili pada 2010 sebesar USD 192 juta, sedangkan impor Indonesia dari Chili sebesar USD 390 juta. Neraca Perdagangan Indonesia-Chili pada 2010 defisit untuk Indonesia sebesar USD 116 juta. Neraca perdagangan Indonesia-Peru pada 2010 menunjukkan surplus bagi Indonesia sebesar USD 62 juta. Ekspor Indonesia ke Peru pada tahun tersebut sebesar USD 94 juta, sementara impor Indonesia dari Peru sebesar USD 31 juta. Mendag bersama dengan Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional, memimpin misi dagang yang terdiri dari perusahaan dan asosiasi yang bergerak di bidang pertanian, manufaktur dan jasa. Produk pangan yang direkomendasikan oleh Kementerian Perdagangan berpotensi untuk di ekspor ke Amerika Selatan adalah kopi, kakao dan teh.
2. South Africa
Pada tanggal 9-14 April 2012 yang lalu GAPMMI mengikuti perjalanan misi dagang ke Cape town dan Durban, Afrika Selatan bersama rombongan delegasi pengusaha Indonesia yang dipimpin oleh Wakil Menteri Perdagangan RI, Bayu Krishnamurti. Dalam sebuah acara forum bisnis yang diselenggarakan di Durban saat itu, beliau mengungkapkan bahwa Indonesia akan lebih fokus untuk meningkatkan daya saing melalui peningkatan nilai tambah produk manufaktur dan teknologi, serta mempertimbangkan perdagangan yang berkelanjutan. Saat ini, neraca perdagangan bilateral Indonesia – Afrika Selatan memang belum maksimal dan masih perlu ditingkatkan lagi. Total perdagangan Indonesia-Afrika Selatan pada tahun 2011 sebesar USD 2,1 miliar, naik 23,95% dari tahun 2010 yang sebesar USD 1,1 miliar. Namun perdagangan produk pangan olahan (processed dan semi processed food) ke Africa Selatan masih sangat rendah. Tahun 2011, ekspor pangan olahanhanya sebesar USD 15.804.507 turun sebesar 22.76% dibanding 2010. Dan impor tahun 2011 sebesar USD
» » Kementerian Perdagangan akan mengadakan acara Misi dagang ke Kazan, Rusia pada tanggal 3-5 Juni 2012 bersamaan dengan kegiatan SOM II APEC.
» »China ASEAN Business Council menawarkan fasilitas tempat bagi UKM Indonesia untuk promosi produknya di China-ASEAN SME Trade Centre yang terletak di Changsu, China.
» »Dengan fasilitasi dari KDEI Taiwan, GAPMMI bersama beberapa anggota akan mengikuti pameran FOOD TAIPEI yang diselenggarakan pada tanggal 27-30 Juni 2012.
» »GAPMMI akan mengikuti pameran FOOMA di Jepang pada tanggal 5-8 Juni di Tokyo.
30.191.162 naik 21.18% dibanding tahun 2010. Sehingga Indonesia masih defisit sebesar USD 14.386.655. Kendala utama yang dihadapi untuk produk pangan adalah bea masuk yang tinggi , rata-rata berkisar antara 20 – 35%. Maka perlu ditingkatkan upaya semua pelaku usaha untuk meningkatkan ekspor ke Afrika sebagai Negara tujuan ekspor baru (emerging market) dan tentunya dengan dukungan penuh dari pemerintah.
Beberapa kesepakatan yang tercapai dalam rangkaian misi dagang Afrika Selatan adalah penandatanganan kontrak pembelian untuk suplai produk makanan (foodstuff) ke Afrika Selatan, minat pembelian produk-produk herbal dan jamu dari Indonesia, rencana pembelian produk gula oleh pihak Indonesia, tawaran kerja sama food processing industry dari pihak Rustenburg dan tawaran pembentukan usaha patungan untuk palm oil processing dimana pihak Afsel akan investasi dari hulu ke hilir.GAPMMI
 
(FOODREVIEW INDONESIA | VOL. VII/NO. 5/MEI 2012)

Artikel Lainnya

  • Des 03, 2024

    Autentifikasi Pangan: Jaminan Keamanan, Mutu & Keaslian Selama masa simpan

    ...

  • Nov 28, 2024

    Time Horizon dalam S&OP

    Panjang waktu (time horizon) yang dilibatkan dalam proyeksi permintaan dan pasokan dalam siklus Sales and Operations Planning (S&OP) dapat bervariasi tergantung pada sifat industri, karakteristik produk, dan kebijakan perusahaan. ...

  • Nov 27, 2024

    PENDUGAAN Masa Simpan Produk Pangan

    Kerusakan pangan merupakan kondisi di mana suatu produk pangan mengalami perubahan yang signifikan sehingga tidak lagi aman atau layak untuk dikonsumsi. Hal ini dapat berupa perubahan penampilan, tekstur, aroma, rasa maupun nilai gizi. ...

  • Nov 26, 2024

    Label Pangan: Jendela Informasi bagi Konsumen

    Label pada kemasan pangan olahan yang kita temui di warung, toko, pasar, atau platform online, memiliki peran penting. Label ini, yang bisa berupa stiker, cetakan langsung pada kemasan, atau bagian dari kemasan itu sendiri, berfungsi memberikan informasi yang benar dan jelas kepada konsumen. Informasi tersebut meliputi nama produk, komposisi bahan, tanggal produksi, tanggal kedaluwarsa, serta keterangan lainnya yang dibutuhkan. Konsumen berhak mengetahui sejelasjelasnya kondisi produk pangan yang dikemas sehingga memberikan rasa aman saat membeli dan/atau mengonsumsi pangan olahan. ...

  • Nov 25, 2024

    Standardisasi Kemasan Pintar (Smart Packaging )

    Kemasan pangan telah berevolusi menjadi elemen penting dalam strategi pemasaran produk pangan. Desain kemasan yang menarik dan informasi yang jelas pada label secara signifikan memengaruhi keputusan konsumen dalam memilih dan membeli produk pangan.   ...