The Main Process in Carbonation


 

Pada dasarnya, minuman berkarbonasi tersusun dari gula, air, dan flavoring.   Secara proses, pengolahan minuman berkarbonasi terdiri dari beberapa tahap yakni penyiapan larutan gula, dearasi air, blending, serta mixing flavor dan konsentrat, karbonasi, serta pengemasan.  
Tujuan dari dearasi air adalah untuk mencegah terjadinya reaksi oksidasi yang dapat menyebabkan kerusakan komponen aroma.  Pada minuman berkarbonasi ini, air di “impregnated” menggunakan karbondioksida.  Di mana pada kondisi dingin, karbondioksida dilarutkan dalam air dengan menggunakan tekanan tinggi.  Sehingga sangat penting untuk memastikan bahwa udara lain telah dihilangkan.  Alasan inilah yang menyebabkan terbentuknya buih, ketika kemasan di buka.  Di mana terdapat udara lain yang masuk ke dalam cairan.
 
Pelarutan gula
 
Gula merupakan bagian penting dalam produksi minuman ringan, termasuk minuman berkarbonasi.  Penyiapan larutan gula pekat biasanya menggunakan granulated sugar, baik yang dilakukan secara batch ataupun kontinyu.
Proses pelarutan gula secara kontinyu dilakukan bersamaan dengan proses pasteurisasi, sehingga dapat lebih menghemat energi.  Bahkan jika dibutuhkan, juga bisa ditambahkan perlakuan lain -seperti dearasi atau pemberian filter, yang terintegrasi selama proses.  Pemekatan gula dapat diatur secara otomatis.  Umumnya digunakan konsentrasi 65oBrix.
 
Blending
 
Blending merupakan salah satu proses terpenting dalam pabrik minuman.  Sangat dibutuhkan sistem peralatan yang memiliki tingkat keakuratan dan kecermatan yang tinggi, untuk dapat mencampur semua komponen cairan agar dapat dihasilkan produk akhir berkualitas tinggi.  Selain itu, juga sangat penting untuk meminimalkan kehilangan pada saat change over.
Proses pencampuran larutan bisa dilakukan, baik secara kontinyu, batch dengan menggunakan tangki, atau kombinasi keduanya.  Tetra Pak dapat membantu memberikan solusi untuk setiap jenis kebutuhan industri, serta menyarankan sistem terbaik untuk digunakan.
 
Mixing
Minuman berkarbonasi, seperti halnya minuman ringan lain, diformulasi dengan menyertakan banyak ingridien (seperti zat gizi, flavor, penguat rasa manis), yang sebagian besar digunakan dalam konsentrasi rendah. Ingridien tersebut umumnya dikombinasikan atau digunakan dalam bentuk premix sebelum dicampurkan dengan gula dan air.
 
Ingridien dalam bentuk kering dilarutkan dan dicampur dalam air hingga tercipta premix yang homogen.  Komponen berbentuk cair, seperti vitamin dan flavor, juga dicampurkan ke dalam premix atau juga konsentrat jus.
Salah satu kunci untuk menghasilkan minuman berkualitas optimum, adalah terciptanya “smooth” premix, bebas dari gumpalan, dan tidak ada udara yang terperangkap.  Jika menggunakan aspartam atau maltodekstrin dibutuhkan perhatian lebih, karena keduanya agak sulit larut dalam air.
Tetra Almix milik Tetra Pak memiliki mixer head yang unik, sehingga dapat menciptakan cairan yang homogeny -bahkan untuk ingridien tersulit, tanpa ada udara yang terperangkap.  Hal ini telah diakui oleh banyak perusahaan multinasional.
 
Karbonasi
 
Terdapat dua jenis aplikasi untuk minuman berkarbonasi, yakni:
Minuman berkarbonasi dengan kandungan karbondioksida 5-8 g/l.
Minuman dengan kandungan karbonasi hingga 1 g/l, untuk meningkatkan profil flavor dan mouth feel.
Untuk minuman berkarbonasi, tingkat karbonasi menjadi parameter penting.  Produsen menghendaki injeksi CO2 yang akurat dalam produk yang dikemasnya.  
Selain itu, adanya tren penggunaan natural ingredient dan juga konsentrat jus dalam minuman berkarbonasi meningkatkan adanya risiko kontaminasi mikroba.  Dibutuhkan pabrik dan sistem proses yang higienis serta mudah untuk proses cleaning in place.
Untuk minuman ringan yang membutuhkan karbonasi dalam jumlah sedikit -untuk memberikan “taste experience”, injeksi CO2 merupakan bagian dari perlakuan aseptik.  Gas steril diinjeksikan ke dalam minuman pasteurisasi sebelum pengemasan dalam kemasan karton atau kemasan lainnya.  Semuanya dalam kondisi aseptik.
Sistem karbonasi yang dimiliki Tetra Pak telah memenuhi persyaratan hygiene, dan dapat menghasilkan micro bubble untuk menjamin terlarutnya gas ke dalam produk.  Tidak digunakan porous disc atau sinter candle untuk dispersi udara.  
 
Sumber: www.tetrapak.com
 

 

(FOODREVIEW INDONESIA Edisi Februari 2011)

Artikel Lainnya

  • Des 03, 2024

    Autentifikasi Pangan: Jaminan Keamanan, Mutu & Keaslian Selama masa simpan

    ...

  • Nov 28, 2024

    Time Horizon dalam S&OP

    Panjang waktu (time horizon) yang dilibatkan dalam proyeksi permintaan dan pasokan dalam siklus Sales and Operations Planning (S&OP) dapat bervariasi tergantung pada sifat industri, karakteristik produk, dan kebijakan perusahaan. ...

  • Nov 27, 2024

    PENDUGAAN Masa Simpan Produk Pangan

    Kerusakan pangan merupakan kondisi di mana suatu produk pangan mengalami perubahan yang signifikan sehingga tidak lagi aman atau layak untuk dikonsumsi. Hal ini dapat berupa perubahan penampilan, tekstur, aroma, rasa maupun nilai gizi. ...

  • Nov 26, 2024

    Label Pangan: Jendela Informasi bagi Konsumen

    Label pada kemasan pangan olahan yang kita temui di warung, toko, pasar, atau platform online, memiliki peran penting. Label ini, yang bisa berupa stiker, cetakan langsung pada kemasan, atau bagian dari kemasan itu sendiri, berfungsi memberikan informasi yang benar dan jelas kepada konsumen. Informasi tersebut meliputi nama produk, komposisi bahan, tanggal produksi, tanggal kedaluwarsa, serta keterangan lainnya yang dibutuhkan. Konsumen berhak mengetahui sejelasjelasnya kondisi produk pangan yang dikemas sehingga memberikan rasa aman saat membeli dan/atau mengonsumsi pangan olahan. ...

  • Nov 25, 2024

    Standardisasi Kemasan Pintar (Smart Packaging )

    Kemasan pangan telah berevolusi menjadi elemen penting dalam strategi pemasaran produk pangan. Desain kemasan yang menarik dan informasi yang jelas pada label secara signifikan memengaruhi keputusan konsumen dalam memilih dan membeli produk pangan.   ...