Seiring dengan semakin berkembangnya tren free-from, industri bakeri perlu mencai solusi untuk mengatasi penggunaan terigu. Hal ini dikarenakan produk bakeri merupakan pangan berbasis tepung dan mengalami proses pemanggangan dalam proses produksinya. Berbagai produk yang termasuk ke dalam bakeri antara lain: roti, biskuit, cookies, cake, pastry, muffin, dan sebagainya. Umumnya bakeri berbahan dasar terigu, meliputi: terigu tinggi gluten, gluten sedang, atau gluten rendah tergantung dari produknya. Gluten memegang peran penting dalam beberapa bakeri terutama karena sifat viskoelastis, yaitu dapat melebar (ekstensibel) dan elastis sehingga ketika diregangkan tidak pecah dan dapat membentuk lapisan tipis yang mampu menahan gas atau udara. Sifat ini penting pada pembuatan roti dan bakeri lain yang memerlukan pengembangan tinggi.
Pertumbuhan industri bakeri yang pesat didorong oleh pertumbuhan kelas menengah ke atas yang memiliki daya beli besar sehingga berpengaruh terhadap pola konsumsi masyarakat. Pada golongan ini, roti merupakan alternatif pangan pokok kedua setelah beras. Peningkatan konsumsi roti perlu mempertimbangkan kualitas gizi roti yang dikonsumsi. Sebagai alternatif pangan pokok, roti merupakan penyedia energi terbesar dalam satu kali saji. Upaya peningkatan nilai bakeri perlu dilakukan, salah satu caranya dengan memilih alternatif pengganti terigu untuk mendapatkan nilai fungsional bagi kesehatan.
Guru Besar Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Brawijaya akan mengulas mengenai potensi umbi lokal sebagai solusi dalam menggantikan terigu.
Informasi selengkapnya dapat dilihat pada FOODREVIEW INDONESIA Vol XII, No 12, 2016 edisi "Trendy Bakery" di www.foodreview.co.id atau pustakapangan.com