Lemak trans merupakan jenis lemak tak jenuh yang ikatan rangkapnya dalam konfigurasi trans akibat hidrogenisasi parsial, baik terjadi secara alami maupun buatan. Lemak ini terkandung secara alami dalam jumlah kecil pada lemak daging dan susu (3-8%). Namun, kebanyakan lemak trans dalam pola produk pangan bersumber dari minyak nabati yang terhidrogenasi parsial (PHVO, partial hydrogenated vegetable oil) yang kandungan lemak trans-nya antara 5-40%.
Sejak tahun 1911, ketika perusahaan Procter and Gamble memperkenalkan produk PHVO Crisco, industri pangan mulai menggunakan lemak trans buatan karena sifatnya yang menguntungkan secara komersial, seperti umur simpan yang panjang, stabilitas selama penggorengan, dan palatabilitas yang baik (Brownell & Pomeranz, 2014). Lemak ini karenanya dimasukkan ke dalam banyak produk pangan, termasuk snack, terutama pada produk makanan yang digoreng, produk yang dipanggang, dan krekers.
Lebih lengkapnya dapat dibaca di FOODREVIEW Indonesia edisi "Snackification" | Desember 2017 | Untuk pembelian atau langganan majalah bisa hubungi langganan@foodreview.co.id