Kearifan lokal merupakan identitas yang dapat menjadi kekuatan suatu daerah. Oleh sebab itu, potensi lokcal harus terus dikembangkan dan dimanfaatkan. Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur SEAFAST Center IPB, Prof. Purwiyatno Hariyadi, dalam acara peluncuran buku Pertanian dan Pangan: Tinjauan Kebijakan, Produksi, dan Riset di Kampus IPB Darmaga 18 Februari lalu. “Selain dapat menjadi identitas, sumber daya lokal dapat menjadi kekuatan yang luar biasa,” ujar Purwiyatno. Berkaitan dengan buku yang diterbitkan oleh Yayasan Omar Taraki Niode, dia mengapresiasi para penulis yang sebagian besar berasal dari Gorontolo. “Dari buku ini, kita bisa mendapatkan gambaran mengenai ide dan potensi yang khas dari Gorontalo, “ tambahnya.
Buku tersebut merupakan kumpulan hasil karya 22 orang penulis dan terdiri dari tiga bagian utama, yakni kebijakan sumber daya, produksi dan teknologi pangan, serta ilmu dan teknologi pangan. Dalam kesempatan peluncuran yang dihadiri berbagai kalangan, juga dilakukan bedah buku yang menghadirkan empat tiga perwakilan penulis.
Dr. Istiqlal Amien dari Litbang Kementerian Pertanian mengungkapkan ancaman krisis pangan dunia akibat perubahan iklim. “Apalagi produktivitas lahan pertanian di Indonesia tergolong rendah,” tutur Istiqlal. Tidak hanya itu, lahan yang tergolong produktif terdapat di daerah Kalimantan dan Papua, sehingga membutuhkan transportasi yang sangat mahal untuk distribusinya.
Sementara itu, Staf Pengajar Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo, Wawan Tolinggi, menekankan pentingnya strategi komunikasi yang tepat untuk menyukseskan program pemerintah. “Komunikasi
perlu melibatkan tokoh setempat agar lebih efektif,” ungkap Wawan. Apalagi menurut Staf Pengajar Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi Manajemen Institut Pertanian Bogor, Lukman Mohammad Baga, menilai bahwa potensi produk pertanian Indonesia sangat besar, “Indonesia dijajah bukan karena memiliki emas, tetapi karena potensi pertaniannya yang luar biasa,” cerita Lukman. Lebih lanjut dia menyontohkan produk kopi Indonesia yang menjadi terbaik di dunia, namun belum mendapat nilai tambah yang optimal.

Dari sisi penerapan ilmu dan teknologi pangan, Nikmawati Susanti Yusuf -Staf Pengajar Jurusan Perikanan Fakultas Ilmu-ilmu Pertanian Universitas Negeri Gorontalo, mengingatkan pentingnya perikanan bagi perbaikan gizi bangsa. “Saat ini potensi perikanan Indonesia belum digarap dengan baik, padahal dua pertiga wilayah Indonesia adalah lautan,” ujar Nikmawati. Dalam tulisannya, Nikmawati menjabarkan berbagai teknologi yang bisa digunakan untuk memberikan nilai tambah perikanan.
Serahkan beasiswa
Pada acara tersebut secara simbolis juga diserahkan Beasiswa Skripsi Pangan Omar Taraki Niode MSc. kepada mahasiswa/mahasiswi dari Universitas Gorontalo dan IPB. Hadir dalam penyerahan tersebut, Rektor Universitas Gorontalo, Staf Ahli Menteri Pertanian, anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia, perwakilan Unilever, CIFOR, dan Kementerian Lingkungan Hidup. Selain para mahasiswa juga hadir perwakilan beberapa LSM yang bergerak di bidang pertanian dan pangan. Pemberian beasiswa tersebut sesuai dengan misi Yayasan Omar Taraki Niode sebuah organisasi nirlaba yang berusaha turut berperan dalam meningkatkan kualitas sarana pendidikan serta jumlah sumberdaya manusia Indonesia yang handal dan berkualitas di bidang pangan dan pertanian.
Oleh : Fri-09
(FOODREVIEW INDONESIA Edisi Maret 2011)