Menyusul suksesnya pameran Plastik & Rubber Indonesia serta Propak Indonesia tahun lalu, pameran serupa pun resmi dibuka pada dua hari lalu.
Pameran ini merupakan suatu upaya untuk memberikan motivasi dan inovasi kepada dunia usaha sekaligus mendorong para pengusaha dalam mengembangkan industri dalam negeri. "Meskipun masih terkena dampak krisis Eropa, diprediksikan pertumbuhan industri manufaktur masih akan berada diatas 5%," tutur Panggah Susanto, dari Kementerian Perindustrian.
Industri plastik hilir merupakan industri yang didorong pengembangannya karena memiliki potensi pasar sangat baik di dalam ataupun di luar negeri. Produk pelastik hilir khususnya kemasan untuk mengemas barangi-barang kebutuhan konsumen, seperti produk makanan dan minuman, kometik, farmasi, dan lain sebagainya banyak digunakan oleh masyarakat.
Nilai konsumsi plastik di Indonesia perkapita pertahun baru mencapai 10 kg, jumlah ini masih jauh jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia, Singapura dan Thailand yang telah mencapai 40 kg/kapita/tahun. "Permintaan plastik kemasan terutama didorong oleh pertumbuhan industri makanan dan minuman serta fast moving consumer good (FMCG) sebesar 60%," tambah Panggah.
Selain itu, prospek industri karet ke depan pun cukup baik sejalan dengan bergesernya konsumsi karet dunia Eropa dan Amerika ke Asia. Produksivitas Indonesia baru mencapai 1,0 ton/ha, masih lebih rendah dibandingkan dengan negara Malaysia yang menghasilkan 1,3 ton/ha dan Thailand 1,9 ton/ha. Hal ini merupakan peluang bagi industri karet nasional untuk berproduksi maksimal.
"Dengan adanya pameran yang rutin diadakan setiap tahun ini, diharapkan dapat menumbuhkan minat investasi pada industri plastik hilir dan karet hilir termasuk permesinannya untuk pengembangan industri yang terintegrasi dari hulu hingga hilir sehingga akan melengkapi rantai pasok industri plastik dan karet di Indonesia," tutupnya. Fri-15