Safron dikenal sebagai rempah dengan harga termahal di dunia. Harga satu kilogram safron diperkirakan dapat mencapai USD 10.000, atau sekitar 150 juta rupiah. Safron mengandung sekitar 300 fitokimia. Di antaranya adalah senyawa dari golongan antosianin, glikosida, monoterpen, aldehida, flavonoid, dan minyak atsiri. Komponen biokatif utama safron adalah picrocrocindan apocarotenoidsseperti crocetin, crocin, dan safranal yang merupakan turunan zeaxanthin. Standar mutu safron yang dijelaskan dalam standar ISO 3632 melarang penambahan segala jenis pewarna buatan pada safron. Namun dengan harganya yang bombastis didukung dengan semakin bertambahnya fakta ilmiah yang menjustifikasi manfaat safron untuk kesehatan, rempah ini mejadi rentan terhadap pemalsuan.
Salah satu cara pemalsuan safron yang cukup sulit dideteksi adalah dengan adulteran ekstrak kimia Gardenia jasminoides Ellis L. (gardenia). Tanaman gardenia ini memiliki kemiripan profil crocindan beberapa flavonoid yang berkontribusi atas warna kuning ekstrak gardenia yang mirip dengan warna air seduhan safron. Pemalsuan menggunakan ekstrak gardenia umumnya ditemukan pada safron dalam bentuk bubuk. Suatu metode deteksi adulteran safron berbasis metabolomik dengan instrumen NMR berhasil dikembangkan.
Lebih lengkapnya silakan baca secara langsung FoodReview Indonesia edisi Mei 2021: "COVID-19 dan Keamanan Pangan" dengan fitur digital interaktif yang dapat diakses pada http://bit.ly/mayfoodreviewonline
Tidak mau ketinggalan setiap edisinya?
Daftar langsung untuk berlangganan (GRATIS) https://bit.ly/FRIDIGITAL
Pembelian & Berlangganan hubungi kami: langganan@foodreview.co.id/(0251) 8372-333/WhatsApp: 0811-1190-039.
Newsletter: http://bit.ly/fricommunity
Search FOODREVIEW on TOKOPEDIA & SHOPEE
#foodreviewindonesia #foodscience #foodtechnology #ilmupangan #teknologipangan #industripangan #COVID-19 #keamanan #pangan #food #safety