Meski memiliki banyak manfaat bagi produk pangan, BTP masih memiliki citra yang kurang baik di kalangan konsumen. Padahal, penggunaan BTP ini telah memiliki kajian keamanan yang dilakukan dengan tujuan melindungi konsumen, sehingga dapat dipastikan penggunaannya pun aman dan tidak menyalahi aturan yang ditetapkan melalui kajian risiko. Kajian risiko merupakan kajian berbasis ilmiah yang dilakukan oleh asesor (para pakar) dan menjadi referensi ilmiah bagi manajer risiko (pemerintah) untuk menetapkan keputusan atau kebijakan untuk menyelesaikan permasalahan keamanan pangan yang juga memerhatikan faktor lainnya. Kajian risiko dilakukan melalui empat tahap yaitu: (1) identifikasi bahaya (dalam hal ini adalah zat/senyawa BTP-residu pestisida-residu obat hewan-kontaminan), (2) karakterisasi bahaya, (3) kajian paparan, dan (4) karakterisasi risiko. Pada tahap identifikasi bahaya, senyawa BTP termasuk agen kimia.
Lebih lengkapnya silakan baca secara langsung FoodReview Indonesia edisi Maret 2022: Pangan, Gizi dan Kesehatan: Pelajaran dari Pandemi COVID-19 dengan fitur digital interaktif yang dapat diakses pada https://bit.ly/fri22marchonline
Tidak mau ketinggalan setiap edisinya?
Daftar langsung untuk berlangganan (GRATIS) https://bit.ly/FRIDIGITAL
Gabung dan lengkapi koleksi majalah FoodReview:
Newsletter: http://bit.ly/fricommunity
Search FOODREVIEW on TOKOPEDIA & SHOPEE
#foodreviewindonesia #foodscience #foodtechnology #ilmupangan #teknologipangan #industripangan #membangun #pangan #indonesiagan #teknologipangan #industripangan #pangan #gizi #kesehatan #pelajaran #dari #pandemi #covid19