Peluang besar Pengembangan Produk Pangan Berbahan Susu



Bahan baku berkualitas tinggi yang berasal dari susu sapi seperti protein susu, permeat, dan susu bubuk mampu meningkatkan kualitas sajian makanan, camilan, dan minuman yang selama ini telah banyak beredar di masyarakat. Dengan karakteristik produknya yang memiliki profil rasa yang netral ditambah dengan sifatnya yang fungsional dan serbaguna, serta manfaat gizi yang sudah dibuktikan secara ilmiah, protein susu menawarkan keunggulan kompetitif, menyediakan semua asam amino esensial yang dibutuhkan tubuh, tidak seperti yang berasal dari banyak sumber protein nabati. Profil rasa netral inilah yang menjadi bahan yang unggul bagi produsen untuk berinovasi dalam formulasi manis dan gurih, sekaligus meningkatkan kualitas dan kuantitas protein.

Hal itu menjadi salah satu bahan bahan diskusi dalam perbincangan U.S. Dairy Export Council (USDEC) bersama para jurnalis di Jakarta (2/9). Dalam kesempatan itu, Senior Director for Food Applications and Innovation di USDEC Singapura Martin Teo menjelaskan tentang berbagai tren peluang pengembangan produk pangan di Indonesia dengan menggunakan produk susu AS, yang terbagi dalam tiga kategori Utama. Yang pertama adalah produk minuman, yang di Indonesia sangat banyak pelaku industri yang memproduksi minuman dengan menggunakan produk susu. Kategori kedua adalah produk roti dan makanan manis, yang juga banyak sekali toko roti dan makanan manis di Indonesia. Adapun kategori ketiga dalah camilan, yang orang Indonesia pada umumnya sangat menyukai camilan. 

"Ketiga kategori ini adalah fokus kami, tidak hanya di Indonesia, tapi juga di seluruh Asia Tenggara. Dalam hal gaya hidup, ini adalah sebuah langkah maju, dan bagaimana cara meningkatkannya lebih jauh? Orang-orang mencari pilihan yang lebih bergizi dan lebih sehat. Bagaimana kami dapat membantu mereka lebih lanjut? Jadi, inilah area yang sedang kami perhatikan. Selain nutrisi, penuaan sehat yang aktif dan manajemen berat badan adalah sesuatu yang juga kami perhatikan. Konsumen semakin sadar akan kesehatan yang merupakan hal yang cukup holistik," papar Martin.

Director Consumer Insights USDEC SEA menambahkan Anoo Pothen, dari sisi holistik, ia lihat tidak hanya terjadi di Asia Tenggara atau di Indonesia, tapi juga di seluruh dunia, orang-orang berpikir dan menginginkan lebih dari pilihan makanan dan minuman mereka, sehingga mereka tidak hanya memikirkan tentang manajemen berat badan atau protein, dan sebagainya.

Masyarakat saat ini berpikir tentang bagaimana makanan dapat membantu untuk mengurangi stres, mengurangi rasa cemas dan bisa tidur lebih nyenyak. Hal itu disebabkan banyaknya konsumen yang benar-benar memikirkan kesehatan secara keseluruhan: bukan hanya tubuhnya, tapi juga pikirannya. "Dan kualitas makanan yang kita makan berdampak pada semua aspek tersebut," kata Anno.

Makanan pada dasarnya adalah juga merupakan cara untuk menikmati dan menghilangkan stres. Ia memaparkan, jika seseorang bisa menikmati permen dan merasa sedikit lebih baik, maka ia ingin mendapatkan permen yang lebih baik. Hal lainnya ketika seseorang ingin memiliki produk makanan yang dapat membantu untuk tidur lebih nyenyak dan beristirahat dengan baik. "Jadi, ide dan ekspresi kesehatan di kalangan konsumen telah benar-benar berkembang dan tumbuh cukup pesat. Saya rasa hal ini terjadi karena pandemi. Tiba-tiba, kesehatan tidak hanya penting bagi sebagian orang, tetapi juga penting bagi semua orang dan definisi kesehatan juga semakin berkembang," kata Anoo Pothen. FRI-08

Artikel Lainnya

  • Apr 11, 2025

    Pameran Food+Beverage Indonesia dan Indonesia Seafood & Meat (IISM) 2025 Siap Digelar

    Sektor makanan dan minuman di Indonesia kini memasuki era baru, di mana inovasi, keberlanjutan, dan kolaborasi bisnis mulai memainkan peran utama dalam membentuk masa depan industri ini. Dalam perkembangan pesat ini, Food+Beverage Indonesia 2025 hadir untuk mendorong pertumbuhan bisnis,  ...

  • Mar 30, 2025

    Reformulasi Minuman: Inovasi berbasis Ingridien Fungsional Indonesia

    Diskusi mengenai reformulasi minuman berpemanis sering mengacu pada laporan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/ WHO) tahun 2022 yang mengulas dampak kesehatan dari Pemanis NonGula (Non-Sugar Sweeteners/NSS) (Rios-Leyvraz and Montez, 2022).  ...

  • Mar 28, 2025

    Reformulasi Minuman: Ragam Strategi Pengurangan Kadar Gula

    Pemerintah menerbitkan PP 28 (2024) tentang Peraturan Pelaksanaan UndangUndang Nomor 17 tahun 2023 tentang Kesehatan pada 26 Juli 2024. Kebijakan itu untuk menjawab sejumlah tantangan kesehatan, salah satunya kandungan gula, garam, dan lemak (GGL). ...

  • Mar 26, 2025

    Performa Sensoris Beragam Pemanis Non-sukrosa

    Reformulasi minuman menjadi salah satu intervensi penting dalam upaya pengurangan konsumsi gula pasir (sukrosa) dan gula-gula dengan nilai glikemik tinggi seperti glukosa, fruktosa, dan lakotosa. Langkah formulasi ini diharapkan berkontribusi dalam mengurangi risiko obesitas dan penyakit diabetes. Pemanis non-sukrosa seperti pemanis rendah atau tanpa kalori, memainkan peran sentral dalam reformulasi ini, memungkinkan terciptanya produk minuman dengan rasa manis yang tetap nikmat namun dengan kandungan gula dan kalori yang jauh lebih rendah. ...

  • Mar 21, 2025

    RTD ALOE VERA FUNGSIONAL RENDAH GULA

    Permintaan terhadap produk pangan fungsional mengalami peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir, seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya gaya hidup sehat. Dalam sepuluh tahun terakhir, terjadi peningkatan signifikan dalam kasus penyakit yang disebabkan oleh pola konsumsi yang kurang sehat, seperti Diabetes Melitus (DM) yang semakin umum ditemukan, bahkan pada populasi usia muda. ...