Tantangan Aplikasi Pewarna Alami pada Produk Pangan


 

Dalam industri pangan, khususnya untuk produk minuman, pewarna sangat berpotensi untuk dikembangkan. Dilihat dari sifat kelarutannya, pewarna alami secara umum mempunyai sifat larut dalam air seperti alfalfa, anato, bit, beta karoten, dan lain-lain. Namun perlu diketahui bahwa kestabilan warna menjadi parameter penting yang menentukan kualitas produk. Pewarna, baik alami maupun sintetis, dikehendaki mampu terdispersi secara merata dalam produk. Pada produk minuman, pewarna yang tingkat kelarutannya kurang baik akan mengakibatkan pengendapan di dasar botol ataupun terbentuknya cincin warna pada leher botol (neck ringing). Hal ini bisa diminimalkan dengan enkapsulasi dan mikro emulsi sehingga sistem emulsi yang terbentuk lebih stabil.

 

Kestabilan terhadap pH, cahaya dan panas juga menjadi faktor penting dalam pemilihan pewarna. Beberapa senyawa pewarna alami mempunyai rentang pH optimum, misalnya ekstrak kulit anggur pada pH 3 akan memberikan warna merah muda sampai merah, sedangkan pada pH 4 akan memberikan warna ungu. Oleh karena itu perlu formulasi yang tepat untuk mendapatkan warna yang dikehendaki. Cahaya dan panas menjadi faktor lain yang perlu dipertimbangkan. Meskipun ada pewarna alami, misalnya karmin, yang stabil terhadap cahaya dan panas, namun beberapa zat pewarna alami lain memerlukan tambahan antioksidan untuk mempertahankan kestabilan warnanya.

Artikel selengkapnya baca di FOODREVIEW INDONESIA edisi Agustus 2017 "Beverages: Thirst Quenching Industry"

Artikel Lainnya

  • Des 03, 2024

    Autentifikasi Pangan: Jaminan Keamanan, Mutu & Keaslian Selama masa simpan

    ...

  • Nov 28, 2024

    Time Horizon dalam S&OP

    Panjang waktu (time horizon) yang dilibatkan dalam proyeksi permintaan dan pasokan dalam siklus Sales and Operations Planning (S&OP) dapat bervariasi tergantung pada sifat industri, karakteristik produk, dan kebijakan perusahaan. ...

  • Nov 27, 2024

    PENDUGAAN Masa Simpan Produk Pangan

    Kerusakan pangan merupakan kondisi di mana suatu produk pangan mengalami perubahan yang signifikan sehingga tidak lagi aman atau layak untuk dikonsumsi. Hal ini dapat berupa perubahan penampilan, tekstur, aroma, rasa maupun nilai gizi. ...

  • Nov 26, 2024

    Label Pangan: Jendela Informasi bagi Konsumen

    Label pada kemasan pangan olahan yang kita temui di warung, toko, pasar, atau platform online, memiliki peran penting. Label ini, yang bisa berupa stiker, cetakan langsung pada kemasan, atau bagian dari kemasan itu sendiri, berfungsi memberikan informasi yang benar dan jelas kepada konsumen. Informasi tersebut meliputi nama produk, komposisi bahan, tanggal produksi, tanggal kedaluwarsa, serta keterangan lainnya yang dibutuhkan. Konsumen berhak mengetahui sejelasjelasnya kondisi produk pangan yang dikemas sehingga memberikan rasa aman saat membeli dan/atau mengonsumsi pangan olahan. ...

  • Nov 25, 2024

    Standardisasi Kemasan Pintar (Smart Packaging )

    Kemasan pangan telah berevolusi menjadi elemen penting dalam strategi pemasaran produk pangan. Desain kemasan yang menarik dan informasi yang jelas pada label secara signifikan memengaruhi keputusan konsumen dalam memilih dan membeli produk pangan.   ...