Pengurangan garam dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu intervention in setting, reformulasi pangan, edukasi konsumen, pelabelan kemasan, serta pajak garam. Intervention in setting salah satunya telah dilakukan di Portugal pada makanan sekolah tingkat awal sampai menengah melalui The Eat Mediterranian Program. Rito dkk. (2020) dalam laporannya menyebutkan intervensi tersebut berhasil menurunkan 23% kandungan garam pada makanan sekolah. Adapun menu yang paling banyak berkontribusi pada pengurangan garam adalah sup. WHO menjadikan reformulasi pangan sebagai salah satu pilar kunci dalam penurunan garam, terutama untuk negara-negara yang konsumsi pangan olahannya dalam jumlah besar. Nuri menerangkan bahwa konsumsi pangan olahan Indonesia masih kurang dari 30% sedangkan negara maju pangan olahan mempunyai proporsi 55-85% dibanding pangan lainnya. Pada tahun 2014, sebanyak 83 negara telah mempunyai prakarsa atau rencana pengurangan garam di mana 59 di antaranya telah bekerja sama dengan industri pangan dan 38 negara merancang target kandungan garam.
Lebih lengkapnya silakan baca secara langsung FoodReview Indonesia edisi Juli 2021: "Countdown to 2023: Menuju Dunia Bebas Asam Lemak Trans Industrial" dengan fitur digital interaktif yang dapat diakses pada https://bit.ly/foodreviewjulyonline
Tidak mau ketinggalan setiap edisinya?
Daftar langsung untuk berlangganan (GRATIS) https://bit.ly/FRIDIGITAL
Gabung dan lengkapi koleksi majalah FoodReview:
Newsletter: http://bit.ly/fricommunity
Search FOODREVIEW on TOKOPEDIA & SHOPEE
#foodreviewindonesia #foodscience #foodtechnology #ilmupangan #teknologipangan #industripangan #countdown #2023 #menuju #dunia #bebas #asam #lemak #trans #industrial