Alergi pangan terjadi akibat reaksi sistem kekebalan tubuh individu tersebut (antibodi IgE) dengan protein pangan tertentu yang telah dikonsumsinya, sehingga memunculkan berbagai gejala dengan variasi tingkat keparahan. Gejala yang muncul dapat berupa pembengkakan bibir, kulit yang memerah dan gatal-gatal, mata dan hidung berair, gangguan dan kehilangan kendali saluran pencernaan, hingga penurunan tekanan darah yang tajam menyebabkan koma dan anafilaksis, sehingga dapat menyebabkan kematian.
Kategori utama alergen pangan menurut Codex Alimetarius Commission (CAC) terbagi menjadi delapan yaitu: serealia mengandung gluten (gandum), telur, ikan, krustase (kerang, udang), kacang tanah (peanut), kacang pohon (tree nuts), kedelai, dan susu. Regulasi pelabelan oleh BPOM juga mengakomodir delapan kelompok alergen utama tersebut, ditambah dengan sulfit (> 10 ppm).
Lebih lengkapnya silakan baca secara langsung FoodReview Indonesia edisi Agustus 2021: "Integritas Pangan: Menjamin Keamanan, Mutu dan Keaslian Pangan" dengan fitur digital interaktif yang dapat diakses pada https://bit.ly/agustusfoodreviewonline
Tidak mau ketinggalan setiap edisinya?
Daftar langsung untuk berlangganan (GRATIS) https://bit.ly/FRIDIGITAL
Gabung dan lengkapi koleksi majalah FoodReview:
Newsletter: http://bit.ly/fricommunity
Search FOODREVIEW on TOKOPEDIA & SHOPEE
#foodreviewindonesia #foodscience #foodtechnology #ilmupangan #teknologipangan #industripangan #integritas #pangan #menjamin #keamanan #mutu #keaslian #pangan