Peningkatan dan Pengembangan Pasar Industri Pengolahan Perikanan Indonesia




Pasar produk hasil laut dan ikan dalam negeri tumbuh pesat melalui jaringan pasar modern dan peritel kecil, serta penjualan melalui dalam jaringan (daring). Demikian juga permintaan untuk produk-produk olahan bernilai tambah, terutama produk siap saji dan siap masak meningkat sangat pesat.

Hal itu disampaikan Budhi Wibowo, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pengolahan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I) dalam jumpa jurnalis (4/11) menyongsong Pameran Seafood Show Asia Expo yang akan digelar pada 9-12 Nopember 2022 di PRJ Kemayoran, Jakarta. Budi menjelaskan, hal sebaliknya terjadi pada pasar food service, yakni industri restoran, kafe, katering yang turun tajam hingga 80% pada awal pandemi, namun saat ini sudah berangsur-angsur mulai membaik.

Budi memaparkan, selain terus mengembangkan pasar ekspor, anggota AP5I akan semakin serius mengembangkan pasar dalam negeri produk olahan perikanan.  menurutnya, kendala utama peningkatan penjualan produk olahan perikanan ke pasar dalam negeri adalah sulit dan mahalnya pengiriman “door to door” produk
frozen dalam jumlah kecil dari Industri Pengolahan perikanan ke konsumen akhir. Untuk mengatasi kendala tersebut AP5I terus berkoordinasi dengan KKP dan perusahaan logistik khusus produk frozen. 

Secara bertahap kendala tersebut akan semakin teratasi, bahkan saat ini sudah mulai tersedia jasa fulfillment door to door produk frozen yang diperkirakan bisa memangkas biaya distribusi produk perikanan sekitar 10-20 %. Dengan besarnya penduduk Indonesia dan ekonomi Indonesia yang terus berkembang dan telah berada pada urutan ke-7 ekonomi dunia. Ia sangat optimis bahwa pasar dalam negeri produk olahan perikanan akan terus berkembang dengan pesat.

Dalam kesempatan itu pula, Erwin Dwiyana Direktur Pemasaran, Ditjen Penguatan Daya Saing Kementerian Kelautan Perikanan menyampaikan, pemerintah akan terus mendorong penguatan branding Indonesian Seafood di kancah dunia guna menarik minat buyer dan investor dengan branding Indonesia Seafood: Naturally Diverse, Safe and Sustainable. 

Dengan mengangkat jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan (safe) serta kebijakan pada keberlanjutan sumberdaya ikan dan usaha (sustainable), dan dukungan pengembangan akses pasar dan penanganan hambatan ekspor diharapkan dapat memacu ekspor produk perikanan Indonesia ke mancanegara. Kementerian Kelautan dan Perikanan juga memfasilitasi beberapa UMKM binaannya untuk mengikuti pameran SeaFood Show of Asia 2022 agar produk UMKM tersebut bisa dikenal di pasar nasional dan global.

CEO Krista Exhibition, Daud D Salim menambahkan, Pameran Seafood Show Asia Expo tahun ini terasa sangat istimewa setelah hampir 3 tahun vakum akibat pandemi CovID. Ia berharap pameran ini dapat menjadi barometer kebangkitan industri pengolahan industri makanan minuman yang di dalamnya ada industri pengolahan perikanan. Berbagai acara dan kompetisi yang menarik pada pameran ini diharapkan akan menarik pengunjung dalam dan luar negeri setidaknya 82.000 pengunjung mengulangi sukses pameran yang sama pada tahun 2019. 

Daud juga menyampaikan bahwa dalam pameran ini para peserta dari industri pengolahan perikanan, selain bertemu langsung dengan buyer asing juga akan bisa bertemu dan berdiskusi langsung dengan para pembeli olahan perikanan dalam negeri, seperti para chef, pengusahaha catering, jaringan ritel modern, hotel, restaurant dan para distributor produk olahan perikanan. Fri-08

Artikel Lainnya

  • Sep 20, 2023

    Pameran Food ingredient Asia (FiA) Thailand Resmi Dibuka

    Ingridien adalah aspek yang sangat penting dan perlu diperhatikan di dalam industri pangan. Saat ini, ingridien pangan memiliki tantangan terutama pada keberlanjutan dan inovasi yang diinginkan oleh konsumen. ...

  • Sep 12, 2023

    Label Pewarna Produk Pangan Olahan

    BPOM telah mengatur pelabelan pewarna dalam Peraturan BPOM Nomor 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan dan Peraturan BPOM Nomor 20 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan BPOM ...

  • Sep 11, 2023

    Pengawasan Pewarna Pangan

    Untuk mengantisipasi penyalahgunaan BTP dan memastikan keamanan BTP, serta sebagai acuan dalam pengawasan produk pangan beredar, BPOM menetapkan batas maksimal penggunaan untuk masing-masing BTP, termasuk pewarna sebagaimana tertuang dalam Peraturan BPOM No 11 Tahun 2019 tentang Bahan diatur dalam regulasi BPOM.  ...

  • Sep 10, 2023

    Penanganan Resistensi Antimiroba di Indonesia

    Di Indonesia, pengaturan penanganan AMR juga dilalukan dengan pendekatan “one health” yang melibatkan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan,  ...

  • Sep 09, 2023

    Faktor Penyebab Resistensi Antimikroba

    Berdasarkan data FAO pada tahun 2021 diperkirakan 700 ribu orang meninggal setiap tahunnya akibat infeksi resistensi antimikroba. Kasus AMR pada manusia bukan hanya disebabkan karena penggunaan antibiotik pada pengobatan yang berlebihan dan tidak sesuai. ...