Hadir di FiA Indonesia 2024, Produk Susu AS Tampilkan Berbagai Solusi Inovasi Sehat



U.S. Dairy Export Council (USDEC) menampilkan potensi transformatif bahan baku produk susu AS di pameran Fi Asia Indonesia 2024 yang berlangsung di JIEXpo Kemayoran Jakarta pada 4-6 September 2024. Dalam diskusi bersama para wartawan di Jakarta (2/9), disebutkan bahwa USDEC akan menempati Booth D25 di dalam USA Pavilion, dengan memperlihatkan bagaimana bahan baku berkualitas tinggi seperti protein susu, permeat, dan susu bubuk akan meningkatkan kualitas sajian makanan, camilan, dan minuman yang sebelumnya sudah dikenal. Pilihan camilan yang lebih baik dan lezat untuk Anda ini memenuhi selera yang berkembang dan mengikuti gaya hidup konsumen Indonesia yang sadar akan kesehatan.

Senior Director for Food Applications and Innovation di USDEC Singapura Martin Teo menjelaskan, bahan-bahan susu AS menonjol karena profil rasanya yang netral, sifatnya yang fungsional dan serbaguna, dan manfaat nutrisi yang sudah didukung secara ilmiah. Protein susu menawarkan keunggulan kompetitif, menyediakan semua asam amino esensial yang dibutuhkan tubuh, tidak seperti yang berasal dari banyak sumber protein nabati. "Profil rasa netralnya adalah bahan yang sempurna bagi produsen untuk berinovasi dalam formulasi manis dan gurih, sekaligus meningkatkan kualitas dan kuantitas protein,” kata Martin.
 
Lebih lanjut ia memaparkan, riset pasar terbaru yang ditugaskan oleh USDEC di Asia Tenggara menemukan bahwa konsumen di wilayah ini semakin menuntut lebih banyak dari pilihan makanan dan minuman mereka, dengan camilan sebagai fokus utamanya. Penelitian ini menunjukkan bahwa 51% konsumen Indonesia di perkotaan lebih sering mengonsumsi camilan dibandingkan sebelumnya, dan mereka mencoba berbagai jenis camilan yang lebih luas. 

Terkait dengan kebiasaan konsumsi itu, konsumen Indonesia yang disurvei mengatakan bahwa mereka mencoba sekitar 12 jenis camilan berbeda dalam tiga bulan terakhir. Selain itu, konsumen di perkotaan Indonesia menginginkan camilan yang lebih sehat dengan kandungan protein yang lebih tinggi (86%) dan mau membayar lebih untuk produk tersebut (73%); dari angka ini, 50% menyatakan tidak keberatan membayar hingga 10% lebih banyak untuk camilan dengan tambahan protein. Hal ini menunjukkan bahwa peluang untuk berinovasi dalam cemilan berbasis protein yang cocok dengan selera orang Indonesia adalah peluang bisnis yang menjanjikan dan belum banyak dimanfaatkan.

Dalam pameran tersebut, USDEC akan menghadirkan beberapa konsep produk baru yang segar dan penuh nutrisi, yang dibuat dengan bahan-bahan susu dari AS, serta sesuai dengan produk yang sedang trend di kawasan ini dan memenuhi kebutuhan nutrisi di berbagai tahap kehidupan. Contoh produk baru yang dikembangkan USDEC antara lain Protein Pandan Coconut Granola Bar dan Protein Meringue Gems.

Protein Pandan Coconut Granola Bar dijelaskan oleh Martin, sangat ideal untuk konsumen dengan gaya hidup aktif dan para snackers yang ingin mengonsumsi camilan ringan yang bernutrisi, memadukan cita rasa khas pandan dan kelapa dengan manfaat bahan-bahan olahan susu AS. Diperkaya dengan whey protein isolate, crisp yang mengandung protein susu, dan whey permeate dari AS, produk ini memberikan tekstur yang memuaskan dan rendah sodium, menjadikannya pilihan ideal bagi yang ingin meningkatkan asupan protein secara praktis dan memuaskan, serta dapat membantu menahan rasa lapar selama hari-hari sibuk.

Adapun Protein Meringue Gems, produk snack tersebut terinspirasi oleh biskuit ice gem klasik Asia Tenggara, camilan lembut yang dibuat dengan whey protein isolate AS, menawarkan pengalaman “ngemil” yang menyenangkan dalam menikmati camilan yang renyah, lezat, serta lumer di mulut. Camilan ini memberikan rasa yang ringan dan dapat disajikan sebagai camilan manis, camilan ringan saat bepergian, atau pelengkap dengan tambahan protein untuk produk kue. FRI-08

Artikel Lainnya

  • Okt 04, 2024

    Jual Produk Non-Halal, Jasa Retailer Tetap Wajib Sertifikasi Halal

    Sertifikat halal untuk jasa retailer memberikan persepsi yang beragam di masyarakat. Sebagian memahami bahwa sertifikasi halal jasa retailer oleh LPH bukan berarti seluruh produk yang dijual sudah dipastikan halal. Sebagian lainnya beranggapan bahwa sertifikat halal pada jasa retailer menandakan kehalalan seluruh produk di dalamnya. Hal ini patut menjadi perhatian serius agar salah paham yang ada di masyarakat tidak terus mengakar.  ...

  • Okt 03, 2024

    Inovasi Ingridien Pangan: Tren & TANTANGAN

    Peningkatan populasi global yang pesat, ditambah dengan dampak perubahan iklim seperti gagal panen dan penurunan produktivitas pertanian, telah memicu krisis pangan global yang semakin mendesak.   ...

  • Okt 03, 2024

    ALLPACK Indonesia 2024 Siap Diselenggarakan

    Perkembangan industri pangan di Indonesia terus meningkat dan terus tumbuh di tahun 2024 ini, yang terbukti hingga triwulan pertama tahun 2024, struktur PDB industri non-migas didominasi oleh industri makanan dan minuman sebesar 39,91%, atau 6,47% dari total PDB Nasional. Sejalan dengan itu, industri pengemasan pangan. ...

  • Okt 02, 2024

    FOOMA akan Hadir di ALLPACK 2024

    The Japan Food Machinery Association (FOOMA) akan hadir dalam paviliun khusus di pameran akbar Allpack Indonesia yang akan berlangsung di JIEXpo Kemayoran Jakarta pada 9-12 Oktober 2024. Indonesia merupakan pasar yang menjanjikan, seingga FOOMA bermaksud menginformasikan daya tarik mesin-mesin produksi pangan dari Jepang.  ...

  • Okt 02, 2024

    Klarifikasi LPPOM Soal Viralnya Penamaan Produk Halal “Wine” dan “Beer”

    Dalam sepekan ini, media sosial ramai memberitakan terkait dengan produk pangan dengan penamaan "tuyul", "tuak", "beer", dan "wine" yang mendapat sertifikat halal. Hal ini tidak sesuai dengan ketetapan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 44 tahun 2020 tentang Penggunaan Nama, Bentuk dan Kemasan Produk yang Tidak Dapat disertifikasi Halal. Pada rilis persnya (01/10/2024), BPJPH menegaskan dua hal.   ...