Peningkatan obesitas
Data statistik menunjukkan bahwa jumlah anak Indonesia yang mengalami obesitas semakin meningkat yaitu 1 dari 10 anak usia sekolah (RISKESDAS, 2007). Tanpa disadari, kegemukan saat anak-anak ternyata akan berdampak buruk pada saat anak tersebut mencapai usia dewasa. Belum lagi, stigma sebagai anak gemuk yang berpotensi menurunkan kepercayaan diri si anak.
Penelitian yang dilakukan oleh Serdula (1993) menunjukkan bahwa ternyata risiko anak obesitas menjadi orang dewasa yang obese adalah 2 kali lipat lebih besar dibandingkan dengan anak-anak dengan berat badan ideal.
Berat badan ideal anak dapat ditentukan dengan mengikuti pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT) yang didefinisikan sebagai berat badan (dalam kilogram) dibagi tinggi badan (dalam meter) yang dikuadratkan. Berikut adalah rumus perhitungan IMT.
Peningkatan fungsi otak untuk optimalisasi kecerdasan anak
Sama seperti bagian tubuh yang lain, otak juga tersusun atas karbohidrat, lemak, protein, mineral, dan vitamin. Sudah tidak dipungkiri lagi, bahwa fungsi otak sangat dipengaruhi oleh asupan gizi yang tepat setiap harinya. Perkembangan otak (terutama berkaitan dengan fungsi kecerdasan) sangat cepat dimulai sejak bayi hingga masa kanak-kanak, dibandingkan bagian tubuh yang lain sehingga gizi yang tepat sudah harus dimulai sedini mungkin untuk mendukung fungsi tersebut.
Ingridien, kriteria, dan aplikasi makanan fungsional anak
Penelitian seputar ingridien dan cara-cara untuk menciptakan makanan fungsional yang terbaik untuk mengatasi masalah obesitas dan meningkatkan fungsi kognitif anak telah dilakukan.
1. Zat gizi mikro utama untuk perkembangan otak
a. Zn (Zinc)
Mineral yang satu ini merupakan salah satu jenis mineral terbanyak kedua di dalam tubuh (terdapat sekitar 2 g dalam tubuh). Zn berfungsi sebagai kofaktor pada lebih dari 100 jenis enzim di dalam tubuh terutama yang berkaitan dengan sintesis DNA, RNA, dan protein. Selain itu, juga berperan terhadap sistem imun, pertumbuhan dan perkembangan anak.
Data menunjukkan bahwa hampir sekitar 5-30% populasi anak di dunia mengalami defisiensi mineral Zn dan kekurangan Zn akan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan fungsi otak yang berkaitan dengan kecerdasan. Di Amerika Serikat sendiri, meskipun defisiensi Zn tergolong jarang, namun tetap menjadi pertimbangan klinis setiap kali ada pemeriksaan kondisi anak.
Penland et al. (1997) menyatakan bahwa suplementasi Zn ternyata mampu meningkatkan fungsi kognitif pada anak-anak berusia 6-9 tahun, dan juga ternyata kombinasi mineral Zn dengan mineral-mineral lain ternyata mampu berfungsi lebih baik dibandingkan hanya mineral Zn sendiri saja. Oleh karena itu, mineral Zn maupun kombinasinya dengan mineral lain menjadi salah satu jenis zat gizi mikro penting yang perlu diperhatikan dalam pola asupan anak.
b. Omega-3 : DHA (Docosahexaenoic Acid) dan EPA (Eicosapentanoic Acid)
DHA dan EPA merupakan asam lemak omega-3 rantai tidak jenuh ganda (Polyunsaturated Fatty Acid) yang biasanya banyak terdapat pada minyak ikan atau ikan-ikan laut. Keduanya merupakan salah satu penyusun penting otak anak dan berfungsi untuk perkembangan sistem syaraf otak serta sinapsis (jalur transportasi rangsang pada sistem syaraf). Selain itu, DHA juga penting untuk mendukung kesehatan visual, memori, serta proses belajar pada otak. DHA jika dikombinasikan dengan EPA mampu membantu dalam mempertahankan fungsi kognitif anak. Pentingnya pemberian kedua jenis asam lemak terhadap fungsi otak dibuktikan dengan lebih tingginya nilai IQ anak-anak yang mendapatkan asupan DHA dan EPA dibandingkan dengan yang tidak.
Mengingat sedemikan besar fungsi kedua jenis tersebut, ada baiknya jika DHA dan EPA dipenuhi kebutuhannya dalam makanan fungsional untuk membantu memaksimalkan fungsi otak anak.
2. Rendah Lemak
Kriteria yang satu ini menjadi sangat penting untuk mengatasi masalah obesitas anak yang semakin meningkat. Pola konsumsi anak sekarang yang dikelilingi oleh makanan cepat saji, gorengan, makanan tinggi gula, menjadikan asupan kalori bagi anak sangat berlebih yang berujung pada kegemukan.
Salah satu contoh aplikasi yang memungkinkan untuk pengembangan makanan fungsional anak adalah produk-produk susu dan turunannya. Susu sudah lama dikenal sebagai salah satu sumber gizi yang lengkap dan berkualitas untuk tumbuh kembang anak. Namun demikian, produk susu rendah lemak, kaya akan mineral seperti Zn, Fe, dan mineral-mineral lain yang berkualitas, dan juga diperkaya dengan omega-3 seperti DHA dan EPA akan berkontribusi besar untuk mengatasi masalah obesitas serta mendukung fungsi kognitif anak.
Produk susu merupakan salah satu contoh kecil dari sekian banyak pengembangan makanan fungsional anak. Diharapkan dengan adanya perkembangan dan penelitian lebih lanjut, maka akan ditemukan ingredient yang berpotensi untuk mendukung perkembangan anak-anak Indonesia yang sehat, cerdas, dan berat badan yang ideal, tentunya.
Referensi
- Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2008. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Nasional Tahun 2007.
- Grahn, BH. et al. 2001. Zinc and The Eye. J Am Coll Nutr 2001 (20): 106-118.
- Black, MM. 1998. Zinc deficiency and child development. Am. J Clin Nutrition 68: 464S-469S.
- King, JC. Enhanced zinc utilization during lactation may reduce maternal and infant zinc depletion. Am J Clin Nutr 2002 (75): 2-3.
- Penland, JG., et al. 1997. A preliminary report: effects of zinc and micronutrient repletion on growth and neuro-physical function of urban Chinese children. Am J Coll Nutr 16: 268-272.
oleh : Fendy Susanto
Nutrifood Research Center
PT Nutrifood Indonesia
(FOODREVIEW INDONESIA Edisi Februari 2011)