
Pada 12 Januari, Kepala Badan POM RI –Dr. Roy Sparringa, beserta jajarannya melaporkan kinerjanya selama 2014 di hadapan para insan pers di Jakarta. Menurut Roy, pada 2014 lalu jajarannya telah berhasil meluncurkan beberapa program unggulan, yakni e-registrasi ulang, obat tradisional dan suplemen kesehatan, notifikasi pangan ekspor-impor Indonesia secara cepat (INRASFF), pusat kajian risiko pangan Indonesia (INARAC), pemantauan efek samping obat secara elektronik (e-MESO), Contact Center Badan POM “HALOBPOM 1500533, dan Food Safety Masuk Desa (FSMD). “Secara Pemerintahan kami juga mendapatkan beberapa penghargaan, antara lain peringkat ketiga Zona Hijau Bidang Kepatuhan Lembaga Pemerintah dari Ombudsman, peringkat pertama Pemeringkatan e-Government Indonesia atau PeGI, dan peringkat kelima e-Transparency Awards,” kata Roy.
Selain itu BPOM juga berhasil menyusun sejumlah regulasi, pedoman, dan standar masing-masing 6 untuk obat, obat tradisional dan produk komplemen sebanyak 20, kosmetika sebanyak 28, dan pangan berjumlah 10. Badan POM juga aktif melakukan pengawasan baik untuk pre- maupun post-market, termasuk melalui operasi kerja sama dengan melibatkan pihak lain. Fri-09
Artikel ini juga dapat dibaca di majalah FOODREVIEW INDONESIA edisi Februari 2015, yang dapat diunduh di www.foodreview.co.id