TANTANGAN DAN PELUANG MINYAK TROPIS & IMPLIKASINYA PADA KESEHATAN



Oleh Puspo Edi Giriwono
Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB University & SEAFAST Center, IPB University

Kompetisi dagang tak hanya terjadi antarnegara, tetapi juga antarkomoditas. Istilah "minyak tropis", yang digunakan sebagai senjata dalam persaingan bisnis, adalah salah satu buktinya. Istilah ini ternyata menyimpan banyak kesalahpahaman yang memojokkan citra minyak sawit. Ironisnya, di balik label "minyak tropis" yang terlanjur populer itu, sebenarnya tidak ada definisi hukum atau ilmiah yang jelas.

inyak tropis adalah istilah yang diciptakan oleh American Soybean Association (ASA) sebagai bagian dari kampanye hubungan masyarakat dalam perang dagang dengan produsen minyak kelapa sawit. Namun, dalam penggunaan umum, istilah ini merujuk pada minyak kelapa sawit, inti kelapa sawit, dan kelapa. Mentega kakao (cocoa butter), minyak lain yang secara eksklusif berasal dari daerah tropis, tidak pernah termasuk dalam definisi ini, serta banyak minyak lainnya, termasuk minyak kedelai dan minyak bekatul (rice bran oil), yang juga diproduksi di wilayah tropis di dunia. Istilah ini diciptakan setelah sebuah proposal dalam RUU kongres AS dibatalkan (1992), yang akan mengidentifikasi lemak pada label produk pangan dengan deskriptor ‘lemak jenuh’ jika mengandung lebih dari 50% asam lemak jenuh (SFA); rencana tersebut dibatalkan ketika disadari bahwa ini termasuk mentega dan akan merugikan petani AS (Klurfeld, 1991). 

Minyak tropis biasanya berbentuk cair pada suhu ruangan dan sering digunakan dalam makanan, kosmetika, dan biofuel. Contoh umum termasuk minyak kelapa sawit, minyak kelapa, dan minyak inti sawit. Baffour-Awuah et al. (2021) menyebutkan bahwa minyak kelapa sawit berasal dari bagian luar buah yang berdaging, sedangkan minyak inti sawit diekstraksi dari bijinya, dengan sejarah berasal dari Afrika Barat. Sedangkan minyak kelapa diekstrak dari daging kelapa yang sudah matang. Minyak ini dikenal karena kandungan lemak jenuhnya yang tinggi, terutama dalam bentuk trigliserida rantai menengah (MCT). Metode tradisional untuk mengekstraksi minyak kelapa murni sering kali melibatkan pengepresan mekanis atau fermentasi. 

Industri minyak tropis, khususnya minyak kelapa sawit, telah menjadi komoditas pertanian yang semakin menonjol dalam beberapa tahun terakhir. Dengan munculnya tantangan di masa depan dalam memenuhi permintaan minyak nabati global, ditambah dengan masalah lingkungan, tantangan sosial, politik, dan perdagangan global, pandangan ke masa depan sumber minyak nabati ini dan cara mengatasi tantangan ini menjadi masalah yang mendesak.

Peran penting minyak tropis
Minyak tropis, khususnya minyak kelapa sawit, memainkan peran penting dalam pasokan minyak nabati global. Minyak kelapa sawit kini menjadi sumber minyak nabati terbesar secara global melampaui minyak kedelai dalam hal volume produksi, dan merupakan minyak nabati yang paling banyak dikonsumsi di seluruh dunia. Palm Oil Total Supply by Country, 2024 menunjukkan Indonesia dan Malaysia sebagai produsen minyak kelapa sawit teratas, dengan jumlah pasokan yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain.

Produktivitas dan efisiensi tinggi dari budidaya kelapa sawit merupakan beberapa faktor utama di balik pertumbuhan popularitasnya di seluruh dunia, di mana kelapa sawit dapat menghasilkan hingga 10 kali lebih banyak volume minyak per satuan area dibandingkan dengan tanaman minyak utama lainnya seperti kedelai, bunga matahari, dan rapeseed. Atribut biologis kelapa sawit, seperti sifatnya yang abadi dan selalu hijau, produksi buah sepanjang tahun berkontribusi pada hasil panennya yang mengesankan.

Selain prevalensinya di pasar minyak nabati global, minyak tropis juga memiliki khasiat zat gizi dan kesehatan yang unik. Minyak kelapa sawit, misalnya, terkenal karena komposisi asam lemak jenuh dan tak jenuh yang seimbang, serta kekayaan antioksidan seperti vitamin E. Minyak kelapa secara tradisional dikaitkan dengan trigliserida rantai menengah, yang mungkin memiliki beberapa manfaat kesehatan.

Minyak tropis bersifat serbaguna dan dapat ditemukan dalam berbagai macam produk makanan yang kita konsumsi setiap hari. Berikut ini beberapa kegunaan utamanya:

  • Menggoreng dan Memasak: Minyak tropis, khususnya minyak kelapa sawit, populer untuk menggoreng karena titik asapnya yang tinggi dan stabilitasnya pada suhu tinggi, sehingga tidak rentan mengalami oskidasi. Rasa netral minyak kelapa sawit juga membuatnya cocok untuk berbagai masakan dan produk pangan.
  • Produk bakeri: Minyak kelapa sawit dan fraksi-fraksinya umumnya digunakan dalam pembuatan kue, biskuit, dan kue kering. Minyak kelapa sawit berkontribusi terhadap tekstur, retensi kelembapan, dan masa simpan.
  • Olesan dan Margarin: Minyak tropis merupakan bahan utama dalam margarin dan olesan, yang memberikan tekstur dan konsistensi yang diinginkan. Selain minyak sawit, minyak tropis eksotis lainnya seperti pentadesma, allanblackia, aceituno, dan mowrah sebagai bahan keras dalam margarin dan olesan (Talbot, 2015).
  • Pangan Olahan: Minyak tropis ditemukan dalam berbagai macam pangan olahan, termasuk pangan ringan, mi instan, dan saus. Minyak kelapa sawit berkontribusi terhadap rasa, tekstur, dan masa simpan.
  • Alternatif Susu (Dairy alternative): Minyak kelapa dan minyak sawit semakin banyak digunakan dalam produk bebas susu seperti keju vegan dan es krim, yang memberikan tekstur lembut dan rasa yang kaya. Dewasa ini, banyak penggunaan minyak kelapa organik dalam berbagai aplikasi makanan, sebagai alternatif susu. Produksi minyak tropis memainkan peran penting dalam perekonomian negara-negara penghasil, khususnya di Asia Tenggara, Afrika, dan Amerika Selatan. Dampak dan manfaat dalam perekonomian dari industri minyak tropis terbagi menjadi dua: Regional dan Global.

Dampak Regional:

  • Pembangkitan Pendapatan: Industri ini menyediakan mata pencaharian bagi jutaan petani kecil dan pekerja di daerah pedesaan. Sebagai contoh adalah kontribusi ekonomi signifikan dari ekspor bungkil kelapa sawit dari Sumatera Barat, Indonesia, yang menunjukkan peran industri dalam menghasilkan pendapatan dan devisa. Mose (2019) melaporkan pentingnya pertanian dan industri minyak tropis terhadap PDB negara-negara Afrika Timur.
  • Pendapatan Ekspor: Minyak tropis merupakan komoditas ekspor utama bagi banyak negara tropis, yang memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan devisa mereka. Sahibzada et al., (2020) menganalisis ekspor pangan olahan dari Asia Selatan, yang menyoroti semakin pentingnya sektor ini dalam perekonomian Kawasan ini.
  • Pembangunan Pedesaan: Industri ini dapat merangsang pembangunan pedesaan dengan menciptakan lapangan kerja, meningkatkan infrastruktur, dan menyediakan akses ke pasar. Berbagai perusahaan yang bergerak dalam industri minyak tropis menunjukkan program-program CSR yang terlibat dalam pengembangan pertanian dan rantai pasokan, serta pengadaan produk langsung dari petani, yang membantu terhadap ekonomi pertanian lokal.

Dampak Global:

  • Ketahanan Pangan: Minyak tropis berkontribusi pada ketahanan pangan global dengan menyediakan sumber minyak nabati yang tersedia dan terjangkau. Iizumi & Wagai (2019) melaporkan pentingnya sistem produksi pangan berkelanjutan, termasuk peran penyerapan karbon organik tanah dalam pengurangan risiko kekeringan yang dimainkan oleh budidaya dan tanaman minyak tropis.
  • Produksi Biofuel: Minyak tropis juga digunakan dalam produksi biofuel, yang berkontribusi pada sektor energi terbarukan. Terkait diskusi dan arah menuju keberlanjutan, maka tantangan yang sering muncul adalah kekhawatiran tentang perubahan penggunaan lahan dan penggundulan hutan. Penting untuk dicatat bahwa manfaat ekonomi dari produksi minyak tropis harus diseimbangkan dengan pertimbangan lingkungan dan sosial. Praktik berkelanjutan sangat penting untuk memastikan kelangsungan hidup jangka panjang dan dampak positif dari industri ini.

Dampak positif bagi kesehatan
Minyak tropis, bila dikonsumsi dalam jumlah sedang sebagai bagian dari diet seimbang, dapat memiliki dampak positif bagi kesehatan. Minyak tropis menawarkan beberapa manfaat kesehatan potensial berkat kandungan antioksidannya:

  • Perlindungan terhadap radikal bebas: (Pereira-Netto, 2018) mencatat bahwa minyak tropis kaya akan antioksidan, yang dapat membantu melindungi tubuh dari kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas. Hal ini sangat terlihat pada minyak sawit merah yang kaya akan tokotrienol, vitamin E, dengan aktivitas antioksidan yang kuat. Tokotrienol telah terbukti dapat melindungi terhadap berbagai kondisi kesehatan, termasuk penyakit jantung dan kanker. Antioksidan lain yang sangat tinggi pada minyak sawit merah adalah berbagai karotenoid, yang semuanya membantu meningkatkan daya tahan sel terhadap stres oksidatif, hingga efek kemopreventif dan kemoterapi yang potensial (Gee, 2007).
  • Efek antiperadangan: dapat ditemukan pada minyak sawit merah dan minyak kelapa, yang mengandung antioksidan seperti asam ferulat, yang dapat membantu melindungi sel dari kerusakan, serta sifat anti-inflamasi dan antimikroba. Sehingga minyak kelapa ataupun bahan derivatifnya dapat digunakan untuk mengobati psoriasis. 
  • Sifat Antimikroba: Minyak kelapa mengandung monolaurin, senyawa dengan sifat antibakteri, antivirus, dan antijamur. (Nagdeve & Voltolina, 2015) Ini dapat membantu melindungi dari mikroorganisme berbahaya dan mendukung fungsi kekebalan tubuh. Dengan semua manfaat kesehatan yang dapat diperoleh dari minyak tropis, penelitian tentang manfaat kesehatan dari minyak tropis masih berlangsung. Sehingga rekomendasi dalam mengonsumsi minyak kelapa dan minyak sawit dalam jumlah sedang dan sebagai bagian dari diet seimbang terus dianjurkan.

Strategi untuk mengurangi risiko kesehatan
Meskipun minyak tropis menawarkan sejumlah manfaat kesehatan potensial, ada pula kekhawatiran mengenai implikasi kesehatan negatifnya yang potensial jika dikonsumsi sebagai pola konsumsi yang tidak seimbang terutama yang rendah buah, sayur, dan biji-bijian utuh, serta diperparah oleh gaya hidup yang tidak banyak bergerak (sedentary). Kandungan dalam minyak tropis yang perlu diperhatikan adalah:

  • Asam lemak jenuh: meskipun hubungan antara asupan lemak jenuh dan penyakit jantung rumit dan masih dipelajari, beberapa penelitian menunjukkan bahwa pola makan yang tinggi lemak jenuh dari minyak tropis dapat meningkatkan profil lipid darah (Unhapipatpong et al., 2021). Penting untuk diingat bahwa moderasi dan keseimbangan adalah kuncinya. Mengonsumsi minyak tropis sebagai bagian dari pola makan seimbang yang mencakup berbagai lemak yang menyehatkan, bersama dengan aktivitas fisik teratur, tidak mungkin menimbulkan risiko kesehatan yang signifikan bagi kebanyakan orang.
  • Konsumsi dalam jumlah sedang dan bervariasi untuk minyak tropis, serta mengombinasikan dengan minyak nabati lainnya, terutama yang tinggi asam lemak tidak jenuh seperti minyak zaitun, kedelai, bekatul dan sebagainya dapat menghasilkan profil lipid darah yang baik. Ini akan memberikan spektrum asam lemak bermanfaat yang lebih luas. 
  • Pola Makan Seimbang: Fokus pada pola makan seimbang yang kaya buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, dan protein rendah lemak. Ini akan menyediakan berbagai nutrisi yang lebih luas dan membantu mengimbangi potensi efek negatif minyak tropis.
  • Gaya Hidup Sehat: Aktivitas fisik yang teratur sangat penting untuk menjaga berat badan yang sehat dan mengurangi risiko penyakit kronis. Kombinasikan pola makan seimbang dengan olahraga teratur untuk memaksimalkan manfaat kesehatan.
  • Meningkatkan konsumsi minyak sawit merah: dengan mengonsumsi minyak sawit yang masih merah, atau diproses secara minimal (virgin) mendapatkan manfaat berupa lebih banyak antioksidan dan zat gizi alaminya. 
  • Modifikasi minyak kelapa sawit yang lebih tinggi asam lemak tidak jenuh (Oleat, omega-9) dapat ditempuh dengan cara fraksinasi and interesterifikasi, namun masih sedikit produsen yang melakukan hal ini. Kelapa sawit secara teoritis dapat direkayasa secara genetika untuk mengurangi kandungan asam lemak jenuhnya. Meskipun belum ada produk komersial yang tersedia secara luas, penelitian sedang berlangsung di bidang ini. Berikut beberapa pendekatan yang dapat ditempuh dan terus dikembangkan adalah:
    • Mengurangi ekspresi gen yang terlibat dalam sintesis asam lemak jenuh. Para ilmuwan telah mengidentifikasi gen-gen tertentu dalam kelapa sawit yang bertanggung jawab untuk memproduksi asam lemak jenuh, seperti asam palmitat. Dengan menekan ekspresi gen-gen ini, dimungkinkan untuk mengurangi jumlah asam lemak jenuh yang dihasilkan. (Sun et al., 2014)
    • Meningkatkan ekspresi gen yang terlibat dalam sintesis asam lemak tak jenuh. Pendekatan lain adalah dengan meningkatkan produksi asam lemak tak jenuh, seperti asam oleat dan asam linoleat. Hal ini dapat dicapai dengan meningkatkan ekspresi gen yang terlibat dalam sintesis asam lemak ini. (Products, 2023)

Penutup
Minyak tropis teramati sangat signifikan berperan dengan beragam aplikasinya dan signifikansi peran ekonominya, menghadirkan potensi manfaat dan dan berbagai isu dalam masa mendatang. Minyak tropis mengandung khasiat berharga seperti antioksidan yang sangat poten dan asam lemak rantai menengah dengan berbagai menfaat kesehatannya. Namun konsumsi berlebihan, terutama dalam pola makan yang tidak seimbang dan gaya hidup yang sedentary, dapat menyebabkan dampak kesehatan negatif dan pada akhirnya meningkatnya prevalensi penyakit tidak menular, yang terjadi di seluruh dunia. 

Tantangan mendatang dari segi kesehatan dapat diatasi dengan pendekatan moderasi dan variasi dalam konsumsi minyak nabati, pola makan seimbang yang kaya buahbuahan, sayuran, dan biji-bijian utuh, aktivitas fisik teratur, dan mencoba meningkatkan konsumsi minyak tropis yang masih sangat tinggi kandungan antioksidan nya (minyak sawit merah). Namun, lebih banyak penelitian lebih lanjut diperlukan untuk sepenuhnya memahami hubungan kompleks antara konsumsi minyak tropis dan hasil kesehatan jangka panjang. Pada akhirnya, pendekatan holistik yang memprioritaskan kualitas pangan secara keseluruhan dan faktor gaya hidup adalah kunci untuk memaksimalkan manfaat dan meminimalkan potensi kerugian minyak tropis dalam pola makan manusia.

Referensi:
Baffour-Awuah, E., Akinlabi, S. A., Jen, T., Hassan, S. B., Okokpujie, I. P., & Ishola, F. (2021). Characteristics of Palm Kernel Shell and Palm Kernel Shell-Polymer Composites: A Review [Review of Characteristics of Palm Kernel Shell and Palm Kernel Shell-Polymer Composites: A Review]. 1107(1), 12090. IOP Publishing.

Iizumi, T., & Wagai, R. (2019). Leveraging drought risk reduction for sustainable food, soil and climate via soil organic carbon sequestration. In Scientific Reports (Vol. 9, Issue 1). Nature Portfolio. https://doi. org/10.1038/s41598-019-55835-y 

Klurfeld, D. M. (1991, December 1). Tropical oil turmoil. In Journal of the American College of Nutrition (Vol. 10, Issue 6, p. 575). Taylor & Francis. https://doi.org/10.10 80/07315724.1991.10718179

Mose, N. (2019). Estimates of Factors Affecting Economic Growth in the Agricultural Sector in the Development Plan. In International Journal of Environmental Chemistry (Vol. 3, Issue 2, p. 59). Science Publishing Group. https://doi.org/10.11648/j.ijec.20190302.12 

Sun, J., Hammerlindl, J. K., Forseille, L., Zhang, H., & Smith, M. (2014). Simultaneous over expressing of an acyl ACP thioesterase (FatB) and silencing of acyl acyl carrier protein desaturase by artificial microRNAs increases saturated fatty acid levels in Brassica napus seeds. In Plant Biotechnology Journal (Vol. 12, Issue 5, p. 624). Wiley. https://doi.org/10.1111/pbi.12168

Talbot, G. (2015). Tropical Exotic Oils: Properties and Processing for Use in Food. https://www.sciencedirect. com/science/article/pii/B9781782423768000041
 

Artikel Lainnya

  • Apr 11, 2025

    Pameran Food+Beverage Indonesia dan Indonesia Seafood & Meat (IISM) 2025 Siap Digelar

    Sektor makanan dan minuman di Indonesia kini memasuki era baru, di mana inovasi, keberlanjutan, dan kolaborasi bisnis mulai memainkan peran utama dalam membentuk masa depan industri ini. Dalam perkembangan pesat ini, Food+Beverage Indonesia 2025 hadir untuk mendorong pertumbuhan bisnis,  ...

  • Mar 30, 2025

    Reformulasi Minuman: Inovasi berbasis Ingridien Fungsional Indonesia

    Diskusi mengenai reformulasi minuman berpemanis sering mengacu pada laporan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/ WHO) tahun 2022 yang mengulas dampak kesehatan dari Pemanis NonGula (Non-Sugar Sweeteners/NSS) (Rios-Leyvraz and Montez, 2022).  ...

  • Mar 28, 2025

    Reformulasi Minuman: Ragam Strategi Pengurangan Kadar Gula

    Pemerintah menerbitkan PP 28 (2024) tentang Peraturan Pelaksanaan UndangUndang Nomor 17 tahun 2023 tentang Kesehatan pada 26 Juli 2024. Kebijakan itu untuk menjawab sejumlah tantangan kesehatan, salah satunya kandungan gula, garam, dan lemak (GGL). ...

  • Mar 26, 2025

    Performa Sensoris Beragam Pemanis Non-sukrosa

    Reformulasi minuman menjadi salah satu intervensi penting dalam upaya pengurangan konsumsi gula pasir (sukrosa) dan gula-gula dengan nilai glikemik tinggi seperti glukosa, fruktosa, dan lakotosa. Langkah formulasi ini diharapkan berkontribusi dalam mengurangi risiko obesitas dan penyakit diabetes. Pemanis non-sukrosa seperti pemanis rendah atau tanpa kalori, memainkan peran sentral dalam reformulasi ini, memungkinkan terciptanya produk minuman dengan rasa manis yang tetap nikmat namun dengan kandungan gula dan kalori yang jauh lebih rendah. ...

  • Mar 21, 2025

    RTD ALOE VERA FUNGSIONAL RENDAH GULA

    Permintaan terhadap produk pangan fungsional mengalami peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir, seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya gaya hidup sehat. Dalam sepuluh tahun terakhir, terjadi peningkatan signifikan dalam kasus penyakit yang disebabkan oleh pola konsumsi yang kurang sehat, seperti Diabetes Melitus (DM) yang semakin umum ditemukan, bahkan pada populasi usia muda. ...