Wujudkan Kedaulatan Pangan melalui Agrinex



Tahun ini adalah kali ke-9 Agrinex diselenggarakan. Berlokasi di Balai Sidang Jakarta, pameran yang mengusung agribisnis pertanian ini digelar selama tiga hari (20-22 Maret 2015).

2015). Rifda Ammarina, Ketua Penyelenggara dalam pidato sambutannya mengatakan, “tema yang diusung tahun ini sama seperti penyelenggaraan Agrinex sembilan tahun lalu, yakni Kedaulatan Pangan.” Menurutnya kemandirian pangan akan terwujud jika masyarakat cinta pada produk nasional, sehingga tanpa perlu melarang impor, produk pangan impor akan sulit dipasarkan di Indonesia, karena pedagang tidak menyediakan barang impor. Tidak akan ada masyarakat yang membeli barang impor, sehingga masyarakat akan menjadi berdaulat atas pangan nasional. Itulah tujuan diselenggarakannya Agrinex dari tahun ke tahun, supaya masyarakat lebih cinta produk dalam negeri dan membuat produk impor kalah saing. “Lebih lanjut menurut Rifda, keberadaan UKM juga perlu diperhitungkan, karena sebagian besar usaha bidang pangan masyarakat Indonesia masih berskala kecil dan menengah. Agrinex secara konsisten mengajak para UKM berpartisipasi dalam acara ini, supaya produk UKM yang memiliki ciri khas dan sudah berdaya saing itu dapat lebih dikenal masyarakat.

Nur dari Pertanian Sehat Indonesia yang dikelola oleh Dompet Dhuafa menuturkan, UKM binaan Pertanian Sehat ini tersebar di berbagai daerah, produknya bermacam-macam seperti beras, gula semut, kopi, dan teh, tergantung dari hasil produksi masing-masing daerah. Pameran seperti Agrinex sangat membantu untuk memasarkan produk UKM. Dibawah binaan PT Pertamina, Dede Sutisna memproduksi dan memasarkan peuyeum goreng. Berproduksi di Bandung, produk olahan khas Jawa Barat ini diolah dan dikemas secara apik oleh Dede. Menurutnya, program kemitraan membuat usahanya lebih stabil dan mudah dipromosikan.

dalam pembukaanya juga menyampaikan, sebaiknya promosi produk pangan nasional semakin digencarkan, karena impor produk pertanian sudah 4 kali lipat banyaknya dibandingkan dengan produktivitas dan tingkat konsumsi masyarakat. Potensi produk pertanian Indonesia sebenarnya sangat luar biasa, sistem produksi pertanian harus diperkuat sehingga dapat meningkatkan produktivitas. Diversifikasi juga bisa dilakukan, salah satunya diversifikasi ke arah konsumsi pangan, bukan ke jenis bahan pangan. Lebih lanjut menurut Herry, tantangan untuk mewujudkannya memang tidak sedikit, karena itu harus didukung dengan perkembangan riset dan teknologi di bidang pertanian. Melakukan riset juga diperlukan konsistensi, supaya aplikasi riset bisa sampai ke masyarakat.

Menteri Riset dan Teknolgi, M. Nasir yang hadir sebagai Pembicara kunci dalam acara tersebut mengungkap, “perkembangan teknologi bidang pangan di Indonesia sebaiknya dapat membantu produktivitas pertanian, sehingga bisa memenuhi kebutuhan pangan di Indonesia.” Menurut M. Nasir, kedaulatan pangan dapat terjadi jika kita sudah menguasai sumber, proses dan outputnya. “Swasembada pangan juga bisa terwujud karena riset. Riset harus bisa sampai kepada masyarakat, selain supaya dapat meningkatkan produktivitas, riset juga diharapkan dapat mendongkrak kesejateraan masyarakat.”

Selain menampilkan berbagai talkshow dan game, ada yang berbeda dalam penyelenggaraan Agrinex tahun ini. Kali ini Agrinex menyuguhkan acara cooking demo yang dibawakan oleh para chef dari Hotel Sultan. Dalam acara ini, para chef diminta mengolah tanaman pertanian menjadi berbagai hidangan kuliner nusantara. Jika kuliner nusantara sudah dicintai, maka secara otomatis, masyarakat akan mencintai bahan pangan asli Indonesia, sehingga proses diversifikasi pangan melalui gaya hidup dan kedaulatan pangan bisa terjadi. Ita

Artikel Lainnya

  • Okt 04, 2024

    Jual Produk Non-Halal, Jasa Retailer Tetap Wajib Sertifikasi Halal

    Sertifikat halal untuk jasa retailer memberikan persepsi yang beragam di masyarakat. Sebagian memahami bahwa sertifikasi halal jasa retailer oleh LPH bukan berarti seluruh produk yang dijual sudah dipastikan halal. Sebagian lainnya beranggapan bahwa sertifikat halal pada jasa retailer menandakan kehalalan seluruh produk di dalamnya. Hal ini patut menjadi perhatian serius agar salah paham yang ada di masyarakat tidak terus mengakar.  ...

  • Okt 03, 2024

    Inovasi Ingridien Pangan: Tren & TANTANGAN

    Peningkatan populasi global yang pesat, ditambah dengan dampak perubahan iklim seperti gagal panen dan penurunan produktivitas pertanian, telah memicu krisis pangan global yang semakin mendesak.   ...

  • Okt 03, 2024

    ALLPACK Indonesia 2024 Siap Diselenggarakan

    Perkembangan industri pangan di Indonesia terus meningkat dan terus tumbuh di tahun 2024 ini, yang terbukti hingga triwulan pertama tahun 2024, struktur PDB industri non-migas didominasi oleh industri makanan dan minuman sebesar 39,91%, atau 6,47% dari total PDB Nasional. Sejalan dengan itu, industri pengemasan pangan. ...

  • Okt 02, 2024

    FOOMA akan Hadir di ALLPACK 2024

    The Japan Food Machinery Association (FOOMA) akan hadir dalam paviliun khusus di pameran akbar Allpack Indonesia yang akan berlangsung di JIEXpo Kemayoran Jakarta pada 9-12 Oktober 2024. Indonesia merupakan pasar yang menjanjikan, seingga FOOMA bermaksud menginformasikan daya tarik mesin-mesin produksi pangan dari Jepang.  ...

  • Okt 02, 2024

    Klarifikasi LPPOM Soal Viralnya Penamaan Produk Halal “Wine” dan “Beer”

    Dalam sepekan ini, media sosial ramai memberitakan terkait dengan produk pangan dengan penamaan "tuyul", "tuak", "beer", dan "wine" yang mendapat sertifikat halal. Hal ini tidak sesuai dengan ketetapan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 44 tahun 2020 tentang Penggunaan Nama, Bentuk dan Kemasan Produk yang Tidak Dapat disertifikasi Halal. Pada rilis persnya (01/10/2024), BPJPH menegaskan dua hal.   ...