Kacang-kacangan telah lama dikenal memiliki kandungan protein yang tinggi. Dalam beberapa hal protein nabati dari kacang-kacangan lebih unggul dibandingkan protein hewani sehingga menjadi alternatif menu makanan bagi penderita penyakit tertentu. Sebagai contoh tempe untuk penderita kolesterol tinggi dan lain-lain. Tak ketinggalan juga food bar yang saat ini trend diklaim sebagai camilan menyehatkan dan membandrol harga cukup tinggi juga menggunakan kedelai sebagai bahan baku utamanya.
Indonesia dengan anugrah tanah subur memiliki potensi produktivias kacang-kacangan yang tinggi. Selain itu masih banyak jenis kacang-kacangan minor asli Indonesia yang belum banyak publikasi ilmiah membuka peluang untuk dijadikan ingredient pangan fungsional skala industri. Himpunan Mahasiswa Teknologi Pertanian (HIMAGHITA) Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta menggelar seminar dengan tema Generasi Emas Pencipta Ketahanan Pangan Melalui Peningkatan Produktivitas dan Inovasi Kacang-Kacangan. Seminar ini digelar pada 26 November 2016 di Aula Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Seminar pangan ini merupakan serangkaian acara HIMAGHITA Festival sebagai bentuk perayaan Hari Pangan Sedunia yang jatuh setiap tanggal 16 Oktober.
Kepala Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Dr. Haris Syahbuddin, DEA Kementrian Pertanian mengatakan bahwa tantangan yang harus dijawab bagaimana menyediakan pangan bagi 250 juta penduduk Indonesia yang pola konsumsinya semakin beragam baik dari sisi kualitas maupun kuantitas. Selain itu perubahan iklim seperti el nini dan la nina mengakibatkan fluktuasi panen pada berbagai hasil pertanian. Oleh karena itu teknologi pangan sangat penting untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. FRI-31