Sistem rantai dingin merupakan penerapan suhu dingin selama produksi, penyimpanan dan transportasi dan distribusi daging dan produk olahannya, dengan penyimpanan pada suhu di bawah 4 derajad C. Sistem ini dimaksudkan untuk mencegah atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan menghambat aktivitas enzim pada daging.
"Tujuan pembekuan beku bukan hanya untuk memudahkan dalam proses transportasi namun juga sebagai alternatif pilihan pengawetan daging supaya tahan lama," kata Prof Dr. Irma Isnafia Arief dari Divisi Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan IPB dalam Pelatihan Logistik Rantai Dingin pada Produk Daging di Kampus Fakultas Peternakan IPB Darmaga Bogor (27/8). Pelatihan diselenggarakan oleh Forum Logistik Peternakan Indonesia (FLPI), dan berlangsung selama dua hari pada 27-28 Agustus 2019. Dalam acara itu, para peserta pelatihan juga mengunjungi cold storage milik PT Adib Cold Logistics di kawasan Narogong, Bekasi.
Irma menmaparkan, masa simpan daging dalam freezer sangat terbatas. Daging akan tetap rusak atau busuk jika terlalu lama disimpan dalam freezer, sehingga harus mengikuti anjuran masa simpan daging dalam freezer. Jika sistem rantai dingin tidak diberlakukan dengan benar, maka bakteri pembusuk dan bakteri patogen bakal mengancam kualitas daging yang disimpan. Bakteri pembusuk bersifat menurunkan kualitas daging seperti masa simpan menjadi pendek, terjadi perubahan fisik, warna, bau dan cita rasa. Adapun bakteri patogen, menyebabkan gangguan kesehatan bagi konsumen seperti keracunan, kesakitan hingga kematian.
Untuk menghindari hal itu, Irma memberi beberapa saran penyimpanan daging, yakni dinginkan daging sesegera mungkin, daging disimpan pada suhu di bawah 4 derajat celcius, dan untuk daging beku disimpan pada suhu minus 18 derajat celcius dan harus dikemas dengan baik. Untuk waktu penyimpanan dalam kondisi beku, daging segar dapat bertahan 3-6 bulan, daging giling segar 3-4 bulan, dan daging ayam 6 bulan. Fri-08