Pewarna merupakan bahan tambahan pangan (BTP) yang memiliki peranan penting dalam mempengaruhi keputusan pembelian oleh konsumen. Warna produk berhubungan dengan persepsi rasa produk pangan, selain itu warna juga dapat memberikan identitas bagi produk. Kepala Badan POM RI, Dr. Roy Sparringa, menjelaskan bahwa terdapat beberapa tujuan penggunaan BTP Pewarna, yakni memberikan atau memperkuat warna pangan agar lebih menarik, memperbaiki warna produk pangan, melindungi cita rasa dan vitamin yang dapat dipengaruhi sinar matahari, membantu proses homogenisasi, dan mempengaruhi palatabilitas. Namun demikian, sebelum diijinkan BTP Pewarna harus melewati sejumlah pengkajian, terutama dari segi aspek keamanan. Hal tersebut disampaikan oleh Roy dalam In depth Seminar FOODREVIEW INDONESIA Natural Matters: A Deep Dive into the Growth in Natural Colour yang diselenggarakan oleh FOODREVIEW INDONESIA dan SEAFAST Center IPB di IICC Bogor pada 5 April lalu.
Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Business Development Director Chr. Hansen Color Division –Per Sommer, mengungkapkan sejumlah tren dalam penggunaan pewarna. “Banyak perusahaan besar dunia yang saat ini beralih menggunakan pewarna alami,” kata Per Sommer. Peralihan pewarna sintetik ke alami adalah sesuatu yang sangat mungkin, bahkan dapat menjadi nilai tambah. “Dalam beberapa kategori produk pangan, produk dengan pewarna alami bahkan dapat dijual dengan harga lebih tinggi,” tambah Per Sommer. Menurut Per Sommer, kehadiran mobile apps turut membantu munculnya tren penggunaan pewarna alami.
Seminar FOODREVIEW INDONESIA tersebut juga menghadirkan Pembicara lain, seperti Prof. Nuri Andarwulan (SEAFAST Center IPB), Jemi Crookes (Mintel), dan Rikke Sakstrup Frandsen (CHR Hansen). Materi seminar selengkapnya bisa diunduh di sini.