Kiat Memilih Ragi untuk Produk Bakeri



Ragi roti atau bakerís yeast merupakan bahan yang penting pada pembuatan roti, berfungsi untuk mengembangkan adonan agar menggembung dan volumenya bertambah, serta pada saat dipanggang adonan akan lebih mengembang lagi. Ragi roti akan menghasilkan gas, memberikan tekstur roti yang lembut dan flavor karakteristik.

Sebelum ditemukan ragi komersial, pembuatan produk bakeri mengandalkan fermentasi
alami dari tepung terigu yang dihidrasi. Ragi yang ada secara alami memperbanyak diri dalam adonan campuran terigu dan air. Tentu saja dengan kondisi tersebut, ragi mengandung banyak mikrobia kontaminan yang dapat mengubah kualitas adonan dan roti. Seperti diketahui bahwa beberapa bakteri terutama lactobacilli dan ragi terdapat pada permukaan padi-padian. Pada akhir abad ke 19 karakteristik sel ragi terungkap dan dapat dibedakan dengan bakteri asam laktat, dan sepanjang abad ke 20 produksi komersial sel ragi dikembangkan, dan dimungkinkan dihasilkan kultur murni dari galur ragi yang khusus untuk bakeri.

Dr. Tyas Utami & Prof. Dr. Endang S Rahayu. Departemen Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada akan mengulas lebih banyak tentang cara untuk memilih ragi pada produk bakeri. Selengkapnya dapat dibaca di FOODREVIEW INDONESIA Vol XII/No.2 20017 edisi "Quality Bakery" di www.foodreview.co.id atau pustakapangan.com

Artikel Lainnya

  • Apr 11, 2025

    Pameran Food+Beverage Indonesia dan Indonesia Seafood & Meat (IISM) 2025 Siap Digelar

    Sektor makanan dan minuman di Indonesia kini memasuki era baru, di mana inovasi, keberlanjutan, dan kolaborasi bisnis mulai memainkan peran utama dalam membentuk masa depan industri ini. Dalam perkembangan pesat ini, Food+Beverage Indonesia 2025 hadir untuk mendorong pertumbuhan bisnis,  ...

  • Mar 30, 2025

    Reformulasi Minuman: Inovasi berbasis Ingridien Fungsional Indonesia

    Diskusi mengenai reformulasi minuman berpemanis sering mengacu pada laporan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/ WHO) tahun 2022 yang mengulas dampak kesehatan dari Pemanis NonGula (Non-Sugar Sweeteners/NSS) (Rios-Leyvraz and Montez, 2022).  ...

  • Mar 28, 2025

    Reformulasi Minuman: Ragam Strategi Pengurangan Kadar Gula

    Pemerintah menerbitkan PP 28 (2024) tentang Peraturan Pelaksanaan UndangUndang Nomor 17 tahun 2023 tentang Kesehatan pada 26 Juli 2024. Kebijakan itu untuk menjawab sejumlah tantangan kesehatan, salah satunya kandungan gula, garam, dan lemak (GGL). ...

  • Mar 26, 2025

    Performa Sensoris Beragam Pemanis Non-sukrosa

    Reformulasi minuman menjadi salah satu intervensi penting dalam upaya pengurangan konsumsi gula pasir (sukrosa) dan gula-gula dengan nilai glikemik tinggi seperti glukosa, fruktosa, dan lakotosa. Langkah formulasi ini diharapkan berkontribusi dalam mengurangi risiko obesitas dan penyakit diabetes. Pemanis non-sukrosa seperti pemanis rendah atau tanpa kalori, memainkan peran sentral dalam reformulasi ini, memungkinkan terciptanya produk minuman dengan rasa manis yang tetap nikmat namun dengan kandungan gula dan kalori yang jauh lebih rendah. ...

  • Mar 21, 2025

    RTD ALOE VERA FUNGSIONAL RENDAH GULA

    Permintaan terhadap produk pangan fungsional mengalami peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir, seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya gaya hidup sehat. Dalam sepuluh tahun terakhir, terjadi peningkatan signifikan dalam kasus penyakit yang disebabkan oleh pola konsumsi yang kurang sehat, seperti Diabetes Melitus (DM) yang semakin umum ditemukan, bahkan pada populasi usia muda. ...