Prevalensi Alergi Global Terus Meningkat


 

Peningkatan prevalensi  alergi secara global  berkisar antara 20-30% dari populasi dunia, terutama di negara-negara berkembang dan negara industri. Penyakit alergi meliputi anafilaksis, alergi pangan, bentuk asma, rinitis (hay fever), konjungtivitis, angioedema, urtikaria, atopic dermatitis (eksema), gangguan eosinofilik, dan alergi obat dan serangga. Secara global, 300 juta orang menderita asma dan sekitar 200 sampai 250 juta orang menderita alergi pangan. 

 

Alergi pangan merupakan sindrom klinis yang dihasilkan dari sensitivitas individu terhadap protein pangan atau alergen pangan lain yang ada  dalam lumen usus. Lebih dari  90% alergi pangan disebabkan oleh  alergen umum antara lain   telur, kacang-kacangan, susu sapi, kedelai, ikan atau gandum (Mazzocchi dkk., 2017). Prevalensi alergi pangan puncaknya pada masa kanak-kanak dan kejadian tertinggi terjadi pada tahun pertama kehidupan. Namun demikian, dalam mencegah penyakit alergi tersebut kadang-kadang  sangat sulit untuk menghindari  faktor risikonya. Oleh karena itu, diperlukan alternatif lain untuk mengurangi terjadinya alergi, misalnya dengan mengonsumsi pangan fungsional.  Susu kambing beberapa tahun terakhir dilaporkan banyak digunakan untuk mengurangi penyakit alergi.

Selengkapnya silakan baca Foodreview Indonesia edisi April 2018 "Food Safety Is A Must". Hubungi langganan@foodreview.co.id atau 0251 8372 333, WA 0811 1190 039.

Artikel Lainnya