Dengan teknologi pencetakan 3D, juga menciptakan jaringan baru dalam dunia perdagangan (value chains) seperti pada seseorang menginginkan sebuah sepatu pada suatu toko dengan menggunakan beberapa jaringan yang terintegrasi seperti scanning device app sampai pada printer center ia mendapatkan sesuai dengan apa yang diinginkan dengan waktu yang cukup singkat. Ilustrasi tersebut tentu sangat mungkin pula diterapkan oleh industri pangan dengan menerapkan jaringan perdagangan yang mendekati konsumen secara langsung maupun secara masal di suatu industri (A.T Kearney, 2015). Penggunaan teknologi pencetakan 3D pada industri pangan terdekat digunakan oleh industri di bidang confectionary seperti permen dan cokelat. Teknologi pencetakan 3D pada industri pangan memiliki tingkat fleksibilitas yang tinggi. Cokelat sebagai salah satu produk pangan yang telah menggunakan teknologi pencetakan 3D memiliki konsumsi per kapita yang masih rendah di Asia Pasifik karena beberapa hal seperti faktor ekonomi, nilai investasi yang tinggi, serta proses yang kompleks, untuk itu, dengan menggunakan teknologi pencetakan 3D diharapkan dapat menaikkan konsumsi cokelat dengan biaya yang rendah dan kapasitas yang tinggi.
Lebih lengkapnya silakan baca di Foodreview Indonesia edisi Juli 2018: Food Quality and Safety By Design.
Pembelian & Berlangganan hubungi kami : langganan@foodreview.co.id / 0251 8372 333 / WA 0811 1190 039