Meski tidak jauh berbeda secara geografis, biji kakao Indonesia dan Malaysia memiliki beberapa perbedaan. Perbedaan utama terletak pada praktik penanganan, terutama yang menyangkut praktik fermentasi biji kakao. Di Malaysia, pertumbuhan kakao banyak ditemukan di wilayah Sabah dan diikuti sampai ke Semenanjung Malaysia. Tipe perkebunan yang dimiliki adalah model smallholder dan plantation. Penurunan produksi biji kakao di Malaysia disebabkan oleh beberapa faktor seperti harga kakao di dunia menurun, persoalan sumber daya manusia, dan adanya kompetisi dari pemakaian tanah dengan kultivasi minyak sawit pada tahun 1995. Selain itu, adanya investasi dari pihak asing pada perkebunan kakao juga membuat daerah perkebunan kakao pada tahun 1990 yang memiliki luas hingga 390.000 ha menurun hingga tersisa 190.000 ha. Penuruanan luasan lahan ini terus terjadi hingga tahun 2005 dengan angka 33.000 ha.
Lebih lengkapnya silakan baca secara langsung FoodReview Indonesia edisi Juli 2021: "Countdown to 2023: Menuju Dunia Bebas Asam Lemak Trans Industrial" dengan fitur digital interaktif yang dapat diakses pada https://bit.ly/foodreviewjulyonline
Tidak mau ketinggalan setiap edisinya?
Daftar langsung untuk berlangganan (GRATIS) https://bit.ly/FRIDIGITAL
Gabung dan lengkapi koleksi majalah FoodReview:
Newsletter: http://bit.ly/fricommunity
Search FOODREVIEW on TOKOPEDIA & SHOPEE
#foodreviewindonesia #foodscience #foodtechnology #ilmupangan #teknologipangan #industripangan #countdown #2023 #menuju #dunia #bebas #asam #lemak #trans #industrial