Konsumen Makin Menghendaki Transparansi


 

Unilever Food Solutions baru-baru ini mempublikasikan hasil penelitian terbarunya yang terangkum dalam World Menu Report.  Penelitian yang melibatkan 3500 responden dari tujuh Negara di dunia bertujuan untuk mengukur dan mengetahui sikap dan tingkah laku konsumen saat makan di luar (eating out). Negara yang menjadi target survei dalam penelitian tersebut antara lain Inggris, Amerika Serikat, Jerman, Cina, Brazil, Rusia, dan Turki.  
 
Salah satu temuan penting dalam survei tersebut adalah semakin besarnya keinginan konsumen untuk mengetahui apa yang dimakannya.  Konsumen menghendaki transparansi berupa bagaimana makanan tersebut disiapkan, kandungan gizi, dan keamanannya.  Menurut Managing Director Unilever Food Solutions Indonesia –Adam Djokovic, informasi kandungan gizi dari menu yang disajikan di industri jasa boga dapat membantu konsumen dalam mencapai hidup sehat.  “Alasan kunci kenapa informasi gizi menjadi sangat penting, karena dapat membantu konsumen menentukan pilihan yang lebih sehat,” ujar Adam.  Sebanyak 87% responden menyatakan akan memilih makanan yang lebih sehat, jika mendapatkan informasi gizi yang dikandungnya.
 
Lalu siapa yang bertanggung jawab menyediakan informasi?  Hasil survei tersebut menunjukkan, bahwa sebagian besar konsumen beranggapan pelaku industri food service lah yang seharusnya menyediakan informasi yang dimaksud.
 
Oleh : Fri-09
 
(FOODREVIEW INDONESIA Edis April 2011)
 

Artikel Lainnya

  • Okt 04, 2024

    Jual Produk Non-Halal, Jasa Retailer Tetap Wajib Sertifikasi Halal

    Sertifikat halal untuk jasa retailer memberikan persepsi yang beragam di masyarakat. Sebagian memahami bahwa sertifikasi halal jasa retailer oleh LPH bukan berarti seluruh produk yang dijual sudah dipastikan halal. Sebagian lainnya beranggapan bahwa sertifikat halal pada jasa retailer menandakan kehalalan seluruh produk di dalamnya. Hal ini patut menjadi perhatian serius agar salah paham yang ada di masyarakat tidak terus mengakar.  ...

  • Okt 03, 2024

    Inovasi Ingridien Pangan: Tren & TANTANGAN

    Peningkatan populasi global yang pesat, ditambah dengan dampak perubahan iklim seperti gagal panen dan penurunan produktivitas pertanian, telah memicu krisis pangan global yang semakin mendesak.   ...

  • Okt 03, 2024

    ALLPACK Indonesia 2024 Siap Diselenggarakan

    Perkembangan industri pangan di Indonesia terus meningkat dan terus tumbuh di tahun 2024 ini, yang terbukti hingga triwulan pertama tahun 2024, struktur PDB industri non-migas didominasi oleh industri makanan dan minuman sebesar 39,91%, atau 6,47% dari total PDB Nasional. Sejalan dengan itu, industri pengemasan pangan. ...

  • Okt 02, 2024

    FOOMA akan Hadir di ALLPACK 2024

    The Japan Food Machinery Association (FOOMA) akan hadir dalam paviliun khusus di pameran akbar Allpack Indonesia yang akan berlangsung di JIEXpo Kemayoran Jakarta pada 9-12 Oktober 2024. Indonesia merupakan pasar yang menjanjikan, seingga FOOMA bermaksud menginformasikan daya tarik mesin-mesin produksi pangan dari Jepang.  ...

  • Okt 02, 2024

    Klarifikasi LPPOM Soal Viralnya Penamaan Produk Halal “Wine” dan “Beer”

    Dalam sepekan ini, media sosial ramai memberitakan terkait dengan produk pangan dengan penamaan "tuyul", "tuak", "beer", dan "wine" yang mendapat sertifikat halal. Hal ini tidak sesuai dengan ketetapan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 44 tahun 2020 tentang Penggunaan Nama, Bentuk dan Kemasan Produk yang Tidak Dapat disertifikasi Halal. Pada rilis persnya (01/10/2024), BPJPH menegaskan dua hal.   ...