Pangan yang aman merupakan syarat mutlak bagi produsen dalam menyiptakan suatu produk pangan. Beragam kontaminasi dapat terjadi pada produk pangan dan mengancam keamanan pangan suatu produk pangan. Beragam kontaminasi tersebut dapat berapa kontaminasi fisik, kimia, biologi, maupun mikrobiologi. Center of Excellence on Mycotoxin Studies (CEMycos) dari Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada bekerja sama dengan International Union of Microbiological Societies (IUMS) menggelar 5th International Union of Microbiological Societies Outreach Programme pada 19-20 Januari 2017 di Yogyakarta.
Deputi 3 Badan Pengawas Obat dan Makanan, Suratmono mengungkapkan bahwa keamanan pangan merupakan aspek yang penting diperhatikan oleh segenap pihak. Saat ini terdapat beberapa permasalahan yang mengancam keamanan pangan. Beberapa permasalahan tersebut adalah permasalahan sertifikasi pangan yang belum baik, aflatoksin, penggunaan BTP yang berlebihan, kandungan logam berat, migrasi, dan sebagainya. Oleh karena itu, pemerintah saat ini mulai mengadakan program-program untuk meningkatkan keamanan pangan nasional. Pemerintah juga telah mulai melaksanakan 9 Development Agenda tahun 2015—2019.
Brent R. Dixon dari Biro Keamanan Mikroba, Direktorat Pangan, Kanada menuturkan bahwa terdapat banyak sarana transmisi parasit yang mengancam keamanan pangan. Beberapa jenis parasit tersebut adalah Taenia solim pada babi, Echinococcus granulosus pada pangan segar, dan Toxoplasma gondii pada daging. Padahal saat ini perdagangan global dan permintaan konsumen semakin meningkat. Oleh karena itu, kontrol mikroba yang tepat diperlukan. Beberapa cara telah dilakukan di Kanada untuk mengatasi permasalahan pangan akibat parasit, misalnya dengan menggunakan treated water untuk irigasi, meningkatkan santai dan higiene pekerja dan lingkungannya, serta meningkatkan keamanan biologi (biosecurity). Fri-30